BINDU KONAWE - MEDIA INFORMASI

SLOGAN BLOG BINDU KONAWE

<<SELAMAT DATANG DI BINDU KONAWESELAMAT DATANG DI BINDU KONAWE >>

Sabtu, 07 Desember 2019

Persembahangan Bersama Serakaian Hari Suci Saraswati di SDN Amertha Sari, Desa Ambuulanu Kec. Pondidaha Kab. Konawe Prov. Sulawesi Tenggara


Persembahangan Bersama Serakaian Hari Suci Saraswati di SDN Amertha Sari,
Desa Ambuulanu Kec. Pondidaha Kab. Konawe Prov. Sulawesi Tenggara
 
Gbr Photo :
Suasana Sembahyang Saraswati 
Para Guru & Siswa-Siswi Hindu di SDN Amerthasari
di Pimpin oleh Pamangku Desa Adat Amerthasari

Om Swastyastu,
Om Saraswatiya Namah,

Para Guru dan Siswa-Siswi Hindu mulai dari Kelas 1 sampai dengan Kelas 6 SDN Amertasari Desa Ambuulanu, Kec. Pondidaha menggelar persembahyangan bersama serangkaian perayaan Hari Suci Saraswati, yang dimaknai sebagai hari lahirnya atau turunnya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), Sabtu, 07 Desember 2019.

Gbr Photo :
Suasana Sembahyang Saraswati 
Para Guru & Siswa-Siswi Hindu di SDN Amerthasari

Persembahyangan bersama dalam cuaca yang cerah itu berlangsung khidmat dan lancar yang dipimpin oleh seorang Pamangku/Pinandita dari Desa Adat Amerthasari. Kepala Sekolah SDN Amertasari I Nengah Widiarsa.S.Pd. sebelumnya telah mempersiapkan pelaksanaan persembahanyangan bersama ini bersama guru-guru yang beragama Hindu.

Kehidupan moderasi kehidupan beragama telah berlangsung sejak lama di SDN Amertasari ini, menurut informasi dari Guru Pengampu Pendidikan Agama Hindu Desak Ayu Ruasti, S.Ag. di SDN Amerthasari para guru dan siswa-siswinya tidaklah semua beragama Hindu, melainkan juga ada yang beragama Islam, Kristen. Namun demikian setiap kegiatan keagamaan kami saling mendukung,  ungkapnya, meyakinkan kepada Bindu Konawe saat dikonfirmasi via WA.

Gbr Photo :
Suasana Sembahyang Saraswati
Para Guru & Siswa-Siswi Hindu di SDN Amerthasari

Desak Ayu Ruasti yang juga aktif mengabdi sebagai Guru Penyuluh Agama Hindu Non PNS dan Pembina/Guru Pasraman, mengatakan bahwa “Perayaan Hari Saraswati setiap 210 hari sekali (enam bulan) diharapkan mampu mencerdaskan, menguatkan Iman dan Taqwa  (Sraddha dan Bhakti) kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber segala Ilmu Pengetahuan, serta dapat meningkatkan bhakti kepada nusa dan bangsa. Dengan kecerdasan para Siswa-Siswi Hindu diharapkan dapat dan mampu meningkatkan prestasi belajar untuk meraih kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan kreatif serta inovatif mengasah keterampilan bidang Iptek. Dari semua mahluk ciptaan di dunia, manusia menjadi mahluk paling utama karena memiliki kemampuan berfikir dan mempunyai banyak akal untuk bertahan hidup, demikian tuturnya saat dikonfirmasi oleh Bindu Konawe.

Saraswati menjadi lambang dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi buruan dari setiap umat manusia. Berkat bekal kecerdasan akal dan fikiran (Wiweka) itulah, manusia selalu tergoda ingin tahu tentang berbagai hal di dunia, baik yang skala (nyata) maupun niskala (tidak nyata).Tuhan memberi anugerah kesaktian (ilmu) kepada manusia untuk memenuhi sifat ingin tahunya, sehingga anugerah itu disebut dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perayaaan Hari Suci Saraswati adalah perwujudan dari Umat Hindu untuk mencetuskan sraddha bhaktinya kehadapan Tuhan Ida Sanghyang Widhi Wasa atas paramaprema-Nya menganugrahkan Iptek itu kepada umat Manusia dan kehidupan ini.

Gbr. Photo :
Saat Nunas Tirtha Selesai Perembahyangan

NITI SATAKA 1 : “Orang bodoh dapat diajari dengan mudah, orang terpelajar paham hanya dengan diberi sedikit petunjuk, sedangkan orang yang memiliki sedikit ilmu pengetahuan merasa dirinya paling pandai sehingga Guru yang bijaksana pun Dewa Brahma tidak dapat mengajarinya”.

Om Santih, Santih, Santih, Santih Om.

Dok. Bindu Konawe
Media Infromasi Penyelengara Bimas Hindu
Kantor Kemenag Kab. Konawe Prov. Sulawesi Tenggara
Kontributor Photo : Desak Ayu Ruasti, S.Ag.
Penulis : I Nengah Sumendra, S.Ag., M.Fil,H
Editor : Bindu Konwe (INS)

Senin, 02 Desember 2019

Monograpi Pura Desa Adat Dharma Kertih, Desa Tawamelewe Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe Prov. Sulawesi Tenggara 2019

Monograpi Pura Desa Adat Dharma Kertih, Desa Tawamelewe Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe Prov. Sulawesi Tenggara 2019
Gbr. Photo Pura Desa-Puseh
Desa Adat Dharma Kertih

A.      Deskripsi Umum
Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa dalam melakukan kewajiban beragama, salah satunya adalah Tempat Suci. Tempat Suci (pura) bagi umat Hindu adalah suatu  tempat yang disucikan, dikeramatkan, sebagai tempat pemujaan bagi umat beragama.Salah satu di antaranya merupakan tempat melakukan  upacara Yajña yang disesuaikan dengan Desa, Kala, dan Patra. Tempat Suci bagi Umat Hindu disebut Pura yang berasal dari kata Pur yang artinya benteng.  Benteng yang dimaksud adalah sebagai tempat memuja ke Maha Kuasaan Beliau dalam memberikan perlindungan kepada umatnya. Desa Adat Dharma Kertih memiliki/membangun pura yang bersifat umum dan bersifat khusus serta  Kawitan.
Di Desa Adat Dharma Kertihh Pura Desa dan Pura Puseh sebagai  Pura umum yaitu sebagai tempat suci pemujaan bagi seluruh umat  yang  terhimpun dalam  ikatan mekrame desa adat/ Pura sebagai tempat pemujaan yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum tanpa membedakan golongan, suku, dan profesi.

B.       Pura Desa-Puseh  Desa Adat Dharma Kertih
(Pura Kahyangan Tiga) di desa  Tawamelewe meliputi: Pura Dese, Pura Puseh, dan Pura Dalem dan Pura Mrajapati. Yang diemong oleh Warga Desa Adat. Dharma Kertihh, dengan jumlah Umat  252 dan yang  aktif  249. Pura Kahyangan Tiga ini sebagai tempat pemujaan terhadap tiga manifestasi Tuhan. Pura Desa  dan Pura Puseh Desa Adat Dhrama Kertihh  berdampingan dalam satu lokasi/areal yang beralamat di Desa Tawamelewe Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Pura ini terletak sekitar kurang lebih  1 kilo meter  dari jalan poros Kendari Kolaka, dengan daerah yang berdataran rendah  dengan luas tanah  kurang lebih 40 are (Utama 15 are, madya 10 are, 15 are).  pendataan ini dilakukan pada Agustu, september 2019, terdiri dari dua tempek yaitu tempek Puseh dan Tempek Dalem,  tercatat sebagai ketua Tempek Puseh   adalah Wayan Budiasa dan Tempek Dalem adalah Wayan Wita , ketua PHDI Desa Ketut Suastika, S.Si, ,ketua  Adat adalah Wayan Sukama, untuk pura kayangan tiga, Pura Desa dan Puseh di pimpin oleh Jro Mangku  Ketut Yasa.



Gbr. Photo Pura Desa-Puseh
Desa Adat Dharma Kertih

Minggu, 01 Desember 2019

Monografi Pura di Desa Linonggasay Kecamatan Wonggeduku, Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara


Monografi Pura di Desa Linonggasay Kecamatan Wonggeduku,
Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
 
Gbr. Photo Pura Desa-PusehDesa Adat Linonggasay
A.  PURA TRI BHUANA SARI  (PURA PUSEH DAN DESA)
Pura  Tri Bhuana Sari bertempat di Desa Lindonggasay  Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Luas tanah Pura Tri Bhuana Sari adalah ±1,8 hektar. Kepemilikan tanah adalah  hak  milik . Pura Tri Bhuana Sari berdiri sejak tahun 1987 setahun setelah Umat Hindu trasmigrasi di Desa Lindonggasay yaitu pada  tahun 1986. Pada awal tahun 1987 Umat Hindu di Desa inonggasay mendirikaan Pura Tri Bhuana Sari dengan pelinggih turus lumbung (pelinggih dibuat dengan pohon kayu dadap sebagai  badannya) dan dua tahun kemudian yaitu tahun 1989 Pura Tri Bhuana Sari direhab karena kondisi Pura tersebut  sudah rusak dan tidak layak pakai, kemudian  Pura  Tri Bhuana Sari mengalami perehaban kembali dengan menggunakan kayu untuk pelinggihnya. Pada tahun 1997 tagal 27 oktober  Pura Tri Bhuana Sari direhab kembali menjadi permanen (terbuat dari pelinggih batu) dan pada tahu 2018  mendapat bantuan dari Kakanwil Kemendag Provinsi Sultra yaitu berupa rehab pagar.

Gbr. Photo Bale Paruman Desa-Puseh Desa Adat Linonggasay

Pada saat ini jumlah pengempon Pura Tri Bhuana Sari adalah 28 kk dan jumlah  jiwanya adalah 100 orang yang ketua PHDInya adalah I Putu Wilasa dan Ketua
Adatnya adalah I Ketut Merta Wismaya. Nama Pemangku Lanang adalah Made Pageh dan nama Pemangku Istri adalah Luh Dadi. Setatus Pura adalah Tri Kahyangan. Tegak Piodalannya adalah Purnama Kapat.