Gbr. Photo; Saat Umat Hindu dalam Sadana Sandhya di Utama Mandala Kahyangan Dalem Desa Pakraman Dwi Tunggal Bhuna |
Unaaha, Penyelenggara Bimas Hindu Konawe
(Bindu Konawe)---Pada hari Prawani-Telem, Kamis, 23 Januari 2020 Umat Hindu di
Desa Pakraman Dwi Tunggal Bhuana, Kelurahan Mekasari/Sendang Mulya Sari, Kec.
Tongauna, Kabupaten Konawe, melaksanakan sadhana agama dan keagamaan Hindu pada
pelaksanaan Hari Suci Siwaratri di Pura Parahyangan Dalem-nya.
Angayubagia, umat Hindu di Desa Pakraman Dwi
Tunggal Bhuana semakin mensakralkan hari-hari Suci Keagamaan Hindu yang
dianutnya. Hal ini ditandai dengan kehadiran umat Hindu saat Siwaratri memenuhi sebagian halaman utama
mandala parahyangan Dalem-nya, mulai dari anak-anak, remaja dan orang tua ber-sadhana sandhya sebagai wujud sraddha bhakti terhadap kesucian,
keagungan dari Siwaratri.
Gbr. Photo; Saat Umat Hindu dalam Sadana Sandhya di Utama Mandala Kahyangan Dalem Desa Pakraman Dwi Tunggal Bhuna |
Bagaimana umat Hindu di Dwi Tunggal Bhuana
dalam mengapresiasi dan mensakralkan hari-hari Suci Keagamaan Hindu yang di
anutnya patut dicontoh oleh umat Hindu di desa-desa adat/pakraman lainnya yang
ada di kabupaten konawe, mengingat masih banyak fenomena beberapa momentum hari-hari
suci keagamaan Hindu itu hanya dimeriahkan oleh kalangan anak dan remaja. Antosiasme
pun kesemarakan umat Hindu terhadap hari-hari suci agama dan keagamaan Hindu,
khususnya berkaitan dengan masalah hadir/datang ke pura untuk menghaturkan
sembah bhakti (pedek tangkil ngaturang
bhakti) di Pura Kahyangan yang ada di Desa Pakraman-nya patut direnungkan
kembali, yaitu fenomena kesemarakan ataupun antosiasme umat Hindu untuk datang
ke pura saat momen upacara Piodalan dengan momen hari-hari suci Agama dan
Keagamaan Hindu itu jelas nampak sekali berbeda. Umat Hindu disetiap Desa
Pakraman lebih banyak hadir atau dalam bahasa Bali-nya ‘Peketog umate tangkil’ ke
pura dengan style banten gebogan-nya
masing-masing bilamana saat upacara Piodalan di Pura Tri Kayangan Desa-nya, sedangkan saat
momen hari-hari suci Agama dan Keagamaan Hindu yang lainnya, mislanya seperti Purnama Tilem, Saraswati, Siwaratri,
Pagerwesi, Galungan, Kuningan, dll, perlakuanya tidak sama seperti saat
Piodalan, sehingga terkesan, hari-hari suci agama Hindu hanya dikhususkan bagi
anak-anak dan remaja ataupun para pemuda, para orang tua dapat dihitung dengan
jari yang datang ke pura. Tentu fenomena seperti itu hal yang kurang baik untuk
dicontoh dan dibiasakan di Desa Pakraman untuk generasinya kelak. Umat Hindu
patut menyadari bahwa dalam mengapresiasi dan mensakralkan hari-hari Suci
Keagamaan Hindu sepatutnya harus sama semangatnya.
Perayaan hari Siwaratri di Pura Kahyangan Dalem - Desa Pakraman Dwi
Tunggal Bhuana, dipandu oleh para manggala yang ada didesa pakramannya,
mulai dari para mangku kahyangan Desa-Puseh dan Dalem, tak terkecuali pula para
pamangku dan sutri yang lainnya. Pengurus Lembaga Agama dan Keagamaan Hindu
Desa seperti Ketua PHDI, Ketua Adat/Desa Pakraman dan dan jajaran pengurus
lainnya juga hadir dan menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan untuk
mengawal perayaan Siwaratri yang dilakukan secara bersama-sama di
Kahyangan Dalem-nya.
Gbr. Photo; Saat Penyelenggara Bimas Hindu Konawe ( I Nengah Sumendra, S.Ag., M.Fil.H ) Membawakan Dharma Wacana di Utama Mandala Kahyangan Dalem Desa Pakraman Dwi Tunggal Bhuna |
Pada kesempatan yang sama, Penyelenggara
Bimas Hindu Kantor Kementerian Agama Kabupaten Konawe I Nengah Sumendra, S.Ag.,
M.Fil.H yang saat ini juga masih aktif sebagai Ketua PHDI Kab. Konawe masa
bakti 2015-2020, dalam Dharma Wacananya menyapaikan bahwa ‘Hari Suci Siwaratri merupakan
payogan Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasi dan murti-Nya sebagai Tuhan Siwa. Setiap
setahun sekali Umat Hindu melaksanakan Tapa,
Yajna, Kirtti dan Yoga yang
berkaitan dengan momentum Maha Ratri, sebagai upaya untuk melakukan
penyucian, penebusan, penyelamatan, pemuliaan, penyatuan dan pembebasan
kelahirannya dari penderitan (samsara).
Tema Dharma
Wacana yang dibawakan yaitu “Sekuntum Bunga Rampai Maha Ratri”. I Nengah
Sumendra mengajak semua umat Hindu agar sama-sama dapat menggali sumber-sumber
yang telah ada yang berkaitan dengan pelaksanaan Agama dan Keagamaan Hindu, tak
terkecuali tentang Siwaratri yang di rayakan saat ini, sehingga pengetahuan,
pemahaman, pengamalan, penghayatan dan pendalaman serta sraddha bhakti kita berkaitan dengan Hari Suci Maha Siwa Ratri terus semakin baik dan benar, sebagai Dharma Agama
terhadap Ajaran Agama Hindu yang bersumber dari Pustaka Suci Weda yang kita anut,
pungkas-nya.
Gbr. Photo; Saat Umat Hindu dalam Sadana Sandhya di Utama Mandala Kahyangan Dalem Desa Pakraman Dwi Tunggal Bhuna |
Puncak
sadhana sandhya
umat hindu saat itu, yaitu tepat saat waktu ratri menunjukkan waktu/jam 00.00 wita, umat Hindu
melantunkan puja mantra "Om Nama Siwa" yang dipimpin
oleh Jro Mangku Kahyangan Dalem. Renungan Siwaratri
berlangsung selama ± 5 Menit.
Post By Bindu Konawe
Kontributor Photo : Ketua PHDI Desa ( I
Wayan Sumatra, S.Ag)
Penulis : INS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar