Gbr. Photo Ilustrasi 'Orang Tua dan Anak' Paramodharmah |
Panca Wida (Dharma Dan Swadharma Suci Orang Tua) (Salah Satu Ajaran Agama Hindu yang memberikan Penguatan Bahwa Pindah Agama Hindu adalah Dosa), Oleh : I Nengah Sumendra
Panca Wida begitu disebut dalam ajaran Agama Hindu yang tersurat dalam Kitab Suci Sarasamuccaya dan Kekawin Nitisastra, yaitu tentang bagaimana dharma dan swadharma atau kewajiban suci bagi para orang tua baik seorang Ibu maupun Bapak dalam kehidupan keluarganya sehari-hari. Panca Wida berasal dari dua kata yaitu Panca dan Wida. Panca berarti lima dan Wida berarti kewajiban atau swadharma orang tua dalam kehidupan keluarga untuk sebuah keberlangsungan hidupnya dan mewujudkan tujuan kelahirannya yang sejati, terlebih swadharma terhadap putra-putrinya dari sejak dalam kandungan sampai terlahir di dunia dan seterusnya sampai pada masa putra-putrinya menempuh jenjang Grhasta Asrama.
Adapun Panca Wida yang dimaksud yaitu; 1) Ametuaken, yaitu melahirkan keturunan, artinya bahwa perkawinan menurut ajaran Agama Hindu merupakan sebuah dharma suci, dimana sebuah perkawinan dilaksanakan bertujuan untuk melahirkan keturunan yang suputra. 2) Anyangaskara, yaitu melakukan penyucian, penebusan, penyelamatan, pemuliaan kelahiran dari punarbhawa atau samsara sebuah kelahiran. 3) Pangupadhyaya, yaitu memberikan pendidikan atau membekali putra-putrinya ilmu pengetahuan baik melalui pendidikan formal, informal maupun non formal guna mencerdaskan wiweka putra-putrinya agar kelak dapat tumbuh dan menjadi kelahiran yang Suputra, Suputra yaitu Ia yang mampu menyelamatkan dirinya dan menyelamatkan atau menyeberangkan dirinya sendiri maupun leluhurnya dari lembah penderitaan. 4) Maweh Bhijojana, yaitu memberikan makan dan minum yang sehat, bergizi dan bernutri yang baik, demi keberlangsungan hidup putra-putrinya yang memiliki badan sehat dan jiwa yang sehat pula. 5) Matulung Urip Rikalaning Bhaya, yaitu Penyelamatan atau menyelamatkan putra-putrinya dari mara bahaya, termasuk bahaya yang dapat mengancam jiwa putra-putrinya, seperti karena sakit, disiksa dan diskriminasi pun penganiayaan yang dapat menyebabkan kematian.
Berdasarkan urain singkat di atas, maka sesungguhnya pada dimensi ajaran Yadnya Bhakti menurut ajaran Agama Hindu, tersirat pesan bahwa ajaran Panca Wida adalah ajaran suci yang mengandung kepatuhan dan untuk dipatuhi agar tercipta keberlangsungan hidup yang berkelanjutan baik untuk masa lalu, masa kini maupun masa yang akan datang, yang disebut sebagai Cakra Yajna menurut Bhagavadgita, dan menurut Atharwa Weda Yadnya adalah salah satu pilar Saddha yang menjangga keharmonisan perputaran dunia ini. Kemudian bila terjadi sebuah laku yang menunjukkan ketidak patuhan terhadap Panca Wida, itu berarti sama halnya ketidak patuhan (sraddha bhakti) terhadap ajaran Yadnya, dimana secara garis besar Yadnya telah dikelompokkan menjadi Panca Yadnya. Ketidak patuhan terhadap kedua dari ajaran suci tersebut, maka Dosa berlaku bagi Orang Tua maupun Sang Anak. Orang Tua Dosa karena kegagalan dalam menjalankan Dharma dan Swadharma Panca Wida, terlebih terjadi sebuah pembiaran, sedangkan Sang Anak telah mengabaikan Yadnya Rnam terhadap leluhurnya (pitra) baik yang masih hidup ataupun terhadap leluhurnya yang telah meninggal.
Sraddha
Bhakti
terhadap Leluhur maupun ajarannya adalah Paromodharmah.
Om
Subhamastu, Om Santih, Santih, Santih Om
Unaaha,
18/03/2021.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar