BINDU KONAWE - MEDIA INFORMASI

SLOGAN BLOG BINDU KONAWE

<<SELAMAT DATANG DI BINDU KONAWESELAMAT DATANG DI BINDU KONAWE >>

Sabtu, 07 Desember 2019

Persembahangan Bersama Serakaian Hari Suci Saraswati di SDN Amertha Sari, Desa Ambuulanu Kec. Pondidaha Kab. Konawe Prov. Sulawesi Tenggara


Persembahangan Bersama Serakaian Hari Suci Saraswati di SDN Amertha Sari,
Desa Ambuulanu Kec. Pondidaha Kab. Konawe Prov. Sulawesi Tenggara
 
Gbr Photo :
Suasana Sembahyang Saraswati 
Para Guru & Siswa-Siswi Hindu di SDN Amerthasari
di Pimpin oleh Pamangku Desa Adat Amerthasari

Om Swastyastu,
Om Saraswatiya Namah,

Para Guru dan Siswa-Siswi Hindu mulai dari Kelas 1 sampai dengan Kelas 6 SDN Amertasari Desa Ambuulanu, Kec. Pondidaha menggelar persembahyangan bersama serangkaian perayaan Hari Suci Saraswati, yang dimaknai sebagai hari lahirnya atau turunnya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), Sabtu, 07 Desember 2019.

Gbr Photo :
Suasana Sembahyang Saraswati 
Para Guru & Siswa-Siswi Hindu di SDN Amerthasari

Persembahyangan bersama dalam cuaca yang cerah itu berlangsung khidmat dan lancar yang dipimpin oleh seorang Pamangku/Pinandita dari Desa Adat Amerthasari. Kepala Sekolah SDN Amertasari I Nengah Widiarsa.S.Pd. sebelumnya telah mempersiapkan pelaksanaan persembahanyangan bersama ini bersama guru-guru yang beragama Hindu.

Kehidupan moderasi kehidupan beragama telah berlangsung sejak lama di SDN Amertasari ini, menurut informasi dari Guru Pengampu Pendidikan Agama Hindu Desak Ayu Ruasti, S.Ag. di SDN Amerthasari para guru dan siswa-siswinya tidaklah semua beragama Hindu, melainkan juga ada yang beragama Islam, Kristen. Namun demikian setiap kegiatan keagamaan kami saling mendukung,  ungkapnya, meyakinkan kepada Bindu Konawe saat dikonfirmasi via WA.

Gbr Photo :
Suasana Sembahyang Saraswati
Para Guru & Siswa-Siswi Hindu di SDN Amerthasari

Desak Ayu Ruasti yang juga aktif mengabdi sebagai Guru Penyuluh Agama Hindu Non PNS dan Pembina/Guru Pasraman, mengatakan bahwa “Perayaan Hari Saraswati setiap 210 hari sekali (enam bulan) diharapkan mampu mencerdaskan, menguatkan Iman dan Taqwa  (Sraddha dan Bhakti) kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber segala Ilmu Pengetahuan, serta dapat meningkatkan bhakti kepada nusa dan bangsa. Dengan kecerdasan para Siswa-Siswi Hindu diharapkan dapat dan mampu meningkatkan prestasi belajar untuk meraih kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan kreatif serta inovatif mengasah keterampilan bidang Iptek. Dari semua mahluk ciptaan di dunia, manusia menjadi mahluk paling utama karena memiliki kemampuan berfikir dan mempunyai banyak akal untuk bertahan hidup, demikian tuturnya saat dikonfirmasi oleh Bindu Konawe.

Saraswati menjadi lambang dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi buruan dari setiap umat manusia. Berkat bekal kecerdasan akal dan fikiran (Wiweka) itulah, manusia selalu tergoda ingin tahu tentang berbagai hal di dunia, baik yang skala (nyata) maupun niskala (tidak nyata).Tuhan memberi anugerah kesaktian (ilmu) kepada manusia untuk memenuhi sifat ingin tahunya, sehingga anugerah itu disebut dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perayaaan Hari Suci Saraswati adalah perwujudan dari Umat Hindu untuk mencetuskan sraddha bhaktinya kehadapan Tuhan Ida Sanghyang Widhi Wasa atas paramaprema-Nya menganugrahkan Iptek itu kepada umat Manusia dan kehidupan ini.

Gbr. Photo :
Saat Nunas Tirtha Selesai Perembahyangan

NITI SATAKA 1 : “Orang bodoh dapat diajari dengan mudah, orang terpelajar paham hanya dengan diberi sedikit petunjuk, sedangkan orang yang memiliki sedikit ilmu pengetahuan merasa dirinya paling pandai sehingga Guru yang bijaksana pun Dewa Brahma tidak dapat mengajarinya”.

Om Santih, Santih, Santih, Santih Om.

Dok. Bindu Konawe
Media Infromasi Penyelengara Bimas Hindu
Kantor Kemenag Kab. Konawe Prov. Sulawesi Tenggara
Kontributor Photo : Desak Ayu Ruasti, S.Ag.
Penulis : I Nengah Sumendra, S.Ag., M.Fil,H
Editor : Bindu Konwe (INS)

Senin, 02 Desember 2019

Monograpi Pura Desa Adat Dharma Kertih, Desa Tawamelewe Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe Prov. Sulawesi Tenggara 2019

Monograpi Pura Desa Adat Dharma Kertih, Desa Tawamelewe Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe Prov. Sulawesi Tenggara 2019
Gbr. Photo Pura Desa-Puseh
Desa Adat Dharma Kertih

A.      Deskripsi Umum
Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa dalam melakukan kewajiban beragama, salah satunya adalah Tempat Suci. Tempat Suci (pura) bagi umat Hindu adalah suatu  tempat yang disucikan, dikeramatkan, sebagai tempat pemujaan bagi umat beragama.Salah satu di antaranya merupakan tempat melakukan  upacara Yajña yang disesuaikan dengan Desa, Kala, dan Patra. Tempat Suci bagi Umat Hindu disebut Pura yang berasal dari kata Pur yang artinya benteng.  Benteng yang dimaksud adalah sebagai tempat memuja ke Maha Kuasaan Beliau dalam memberikan perlindungan kepada umatnya. Desa Adat Dharma Kertih memiliki/membangun pura yang bersifat umum dan bersifat khusus serta  Kawitan.
Di Desa Adat Dharma Kertihh Pura Desa dan Pura Puseh sebagai  Pura umum yaitu sebagai tempat suci pemujaan bagi seluruh umat  yang  terhimpun dalam  ikatan mekrame desa adat/ Pura sebagai tempat pemujaan yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum tanpa membedakan golongan, suku, dan profesi.

B.       Pura Desa-Puseh  Desa Adat Dharma Kertih
(Pura Kahyangan Tiga) di desa  Tawamelewe meliputi: Pura Dese, Pura Puseh, dan Pura Dalem dan Pura Mrajapati. Yang diemong oleh Warga Desa Adat. Dharma Kertihh, dengan jumlah Umat  252 dan yang  aktif  249. Pura Kahyangan Tiga ini sebagai tempat pemujaan terhadap tiga manifestasi Tuhan. Pura Desa  dan Pura Puseh Desa Adat Dhrama Kertihh  berdampingan dalam satu lokasi/areal yang beralamat di Desa Tawamelewe Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Pura ini terletak sekitar kurang lebih  1 kilo meter  dari jalan poros Kendari Kolaka, dengan daerah yang berdataran rendah  dengan luas tanah  kurang lebih 40 are (Utama 15 are, madya 10 are, 15 are).  pendataan ini dilakukan pada Agustu, september 2019, terdiri dari dua tempek yaitu tempek Puseh dan Tempek Dalem,  tercatat sebagai ketua Tempek Puseh   adalah Wayan Budiasa dan Tempek Dalem adalah Wayan Wita , ketua PHDI Desa Ketut Suastika, S.Si, ,ketua  Adat adalah Wayan Sukama, untuk pura kayangan tiga, Pura Desa dan Puseh di pimpin oleh Jro Mangku  Ketut Yasa.



Gbr. Photo Pura Desa-Puseh
Desa Adat Dharma Kertih

Minggu, 01 Desember 2019

Monografi Pura di Desa Linonggasay Kecamatan Wonggeduku, Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara


Monografi Pura di Desa Linonggasay Kecamatan Wonggeduku,
Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
 
Gbr. Photo Pura Desa-PusehDesa Adat Linonggasay
A.  PURA TRI BHUANA SARI  (PURA PUSEH DAN DESA)
Pura  Tri Bhuana Sari bertempat di Desa Lindonggasay  Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Luas tanah Pura Tri Bhuana Sari adalah ±1,8 hektar. Kepemilikan tanah adalah  hak  milik . Pura Tri Bhuana Sari berdiri sejak tahun 1987 setahun setelah Umat Hindu trasmigrasi di Desa Lindonggasay yaitu pada  tahun 1986. Pada awal tahun 1987 Umat Hindu di Desa inonggasay mendirikaan Pura Tri Bhuana Sari dengan pelinggih turus lumbung (pelinggih dibuat dengan pohon kayu dadap sebagai  badannya) dan dua tahun kemudian yaitu tahun 1989 Pura Tri Bhuana Sari direhab karena kondisi Pura tersebut  sudah rusak dan tidak layak pakai, kemudian  Pura  Tri Bhuana Sari mengalami perehaban kembali dengan menggunakan kayu untuk pelinggihnya. Pada tahun 1997 tagal 27 oktober  Pura Tri Bhuana Sari direhab kembali menjadi permanen (terbuat dari pelinggih batu) dan pada tahu 2018  mendapat bantuan dari Kakanwil Kemendag Provinsi Sultra yaitu berupa rehab pagar.

Gbr. Photo Bale Paruman Desa-Puseh Desa Adat Linonggasay

Pada saat ini jumlah pengempon Pura Tri Bhuana Sari adalah 28 kk dan jumlah  jiwanya adalah 100 orang yang ketua PHDInya adalah I Putu Wilasa dan Ketua
Adatnya adalah I Ketut Merta Wismaya. Nama Pemangku Lanang adalah Made Pageh dan nama Pemangku Istri adalah Luh Dadi. Setatus Pura adalah Tri Kahyangan. Tegak Piodalannya adalah Purnama Kapat.

Selasa, 26 November 2019

Monografi Pura Desa Pakraman Amertasari, Desa Ambuulanu Kec. Pondidaha Kab. Konawe

Monografi Pura Desa Pakraman Amertasari, Desa Ambuulanu Kec. Pondidaha Kab. Konawe

Gbr. Photo Utama Mandala
Meru Pura Desa-Puseh

A.  PURA GIRI NATA  (PURA PUSEH DAN DESA)
Pura Giri Nata terletak di desa Adat Amertasari, Desa Ambuulanu Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara. Telah memiliki  Tanda Daftar Pura di Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI. Luas tanah adalah 75 are luas bangunaan Pura  adalah  37x80 M²  Setatus kepemilikaan Tanah adalah Milik Desa Adat Amertasari. Nama Ketua Adat  Pengempon Pura adalah  I Nyoman Trima. Nama PHDI adalah Ketut Deni Rantawan, S.Pd.H. Nama Desa Adat Pengempon Pura adalah Desa Adat Amertasari.  Nama Pemangku Lanang Pura GIRI NATA  (Pura Puseh) adalah Wayan Sukarsa. Nama Pemangku  Istri adalah  Ni Sukami . Nama Pemangku Lanang Pura GIRI NATA  (Pura Desa) adalah I Gede Rius Astawa. Nama Pemangku  Istri adalah  Ketut Sumarsini.  

Gbr. Photo Utama Mandala
 Geong Desa (Brahma) Pura Desa-Puseh

Pura Giri Nata berdiri sejak tahun 1987 dengan kondisi Pura Padma sana sudah Permanen pada waktu itu di bangun oleh pemerintah Trasn dan  dilengkapi dengan bangunan pura puseh dan desa melalui dana swadaya tetapi masih turus lumbung.  pada tahun 1996 Pura Giri Nata dibangun permanen di lengkapi dengan bangunan Ananta Boga, Dewi Danu, Made Jelaung, yang dibangun melalui dana swadaya.Pada tahu 2001 padmasana kena musibah disambar petir dan di rehab mulai dana swadaya.Pada tahun 2014 penyengker jruan,jabo tengah dan jandi bentar direhab melalui dana swadaya dan bantuan Kemendag .Pada Tahun 2018 peninbunan dan pelantaian  melalui dana bantuan KMHDI, PRADAH SULTRA dan Dr. Dewa. Pada Tahun 2019 Pura Puseh direhab karna mau roboh melalui dana swadaya.  Piodalan di Pura Giri Nata  adalah  Purnama Kapat. Pengempon Pura Giri Nata  adalah  masyarakat Desa Adat Amertasari yang berjumlah  93 KK.


B.  PURA DALEM PURWA
Pura Dalem Purwa terletak di desa Adat Amertasari, Desa Ambuulanu Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara. 

Gbr. Photo Nista Mandala
Pura Dalem Purwa

Tanda Daftar Pura Dalem Purwa belum punya tanda daftar.  Luas Tanah Pura Dalem Purwa adalah 75 Are. Sedangkan luas bangunaan Pura Dalem Purwa adalah 30 x 60 M²  Setatus kepemilikaan Tanah adalah Milik Desa Adat Amertasari. Nama Pemangku Lanang Pura Dalem Purwa adalah Wayan Sinarka. Nama Pemangku  Istri adalah  Ni Ketut Dastri. Pura Dalem Purwa  berdiri sejak tahun 1987 dengan kondisi Pura masih turus lumbung yang bertempat di pinggir jalan dekat kuburan, pada tahun 1988 Pura Dalem Purwa pindah tempat karna lokasi rendah dan sering terendam air jika hujan.

Gbr. Photo Utama Mandala
Pura Dalem Purwa

Pada tahun 1993 Pura Dalem Purwa direhab memakai dana swadaya masyarakat dan dilengkapi dengan bangunan pengapit gedong.Pada Tahun 2012 Pura Dalem Purwa dibangun penyengker dan Gelong Kori menggunakan dana swadaya dari Masyarakat. Pada Tahun 2018 dibangun Penyengker dan Jandi Bentar menggunakan dana Swadaya Masyarakat. Setatus Pura Dalem Purwa Adalah Pura Trikayanagan. Tegak Piodalan di Pura Dalem Purwa adalah  Purnama Kelima. Pengempon Pura Dalem Purwa adalah  masyarakat Desa Adat Amertasari yang berjumlah  93 KK.


C.   PURA PRAJAPATI
Pura Prajapati terletak di desa Adat Amertasari, Desa Ambuulanu Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara. Nomber Tanda Daftar Pura Prajapati adalah  belum memiliki tanda daftar luas bangunaan Pura Prajapati  adalah 11 x 11 M²

Gbr. Photo Pura Prajapati 

Status kepemilikaan Tanah adalah Milik Desa Adat Amertasari. Nama Desa Adat Pengempon Pura adalah Desa  Amertasari.  Nama Pemangku Lanang Pura Dalem Purwa adalah Wayan Sinarka. Nama Pemangku  Istri adalah  Ni Ketut Dastri.Pura Prajapati   berdiri sejak tahun 1987 dengan kondisi Pura masih turus lumbung yang bertempat di pinggir jalan dekat kuburan, pada tahun 1988 Pura Prajapati pindah tempat karna lokasi rendah dan sering terendam air jika hujan.Pada tahun 1993 Pura Prajapati direhab memakai dana swadaya masyarakat .

Gbr. Photo Pura Prajapati 

Pada Tahun 2012 Pura Prajapati dilantai  menggunakan dana swadaya dari Masyarakat. Pada Tahun 2018 dibangun Penyengker menggunakan dana Swadaya Masyarakat. Setatus Pura Prajapati Adalah Pura Trikayanagan. Tegak Piodalan di Pura Dalem Purwa adalah  Purnama Kelima. Pengempon Pura Dalem Purwa adalah masyarakat Desa Adat Amertasari yang berjumlah  93 KK.



D.      PURA ULUN SUWI GEBANG SARI
Pura Ulun Suwi Gerbang Sari terletak di desa Adat Amertasari, Desa Ambuulanu Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara. 

Gbr. Photo Utama Mandala
Pura Ulun Suwi


Luas tanah adalah 30 are luas bangunaan Pura  adalah 2,5 are   Setatus kepemilikaan Tanah adalah Milik Desa Adat Amertasari. Nama Desa Adat Pengempon Pura Ulun Suwi Gerbang Sari adalah Desa Adat Amertasari.  Nama Pemangku Lanang adalah  Wayan Sinarka. Nama Pemangku  Istri adalah  Ni Ketut Dastri.  

Gbr. Photo Nista Mandala Mandala 
Pura Ulun Suwi

Pura Ulun Suwi Gerbang Sari berdiri sejak tahun 1987 dengan kondisi Pura Padma sana masih turus lumbung. Pada tahun 1990 direhab memakai dana swadaya dibangun padmasana dan gedeng permanen pada tahun 2018 sebelum banjir perehaban kedua menggunakan dana swadaya yaitu pembangunaan Pagar , Cndi dan dapur. Setatus Pura adalah Pura Kayangan . Pengempon Pura Ulun Suwi Gebang Sari  adalah  sebagian masyarakat Desa Adat Amertasari yang berjumlah  30 KK. Tegak Piodalan diPura Ulun Suwi Gebang Sari adalah tidak menentu karena kegiatan atau piodalannya menyesuaikan dengan keadaan atau situasi misalnya mau trun sawah maka di Pura Ulun Suwi diadakan upacara mapag yeh dan pada Musim Panen atau sebelum panen di Pura Ulun Suwi diadakan Upacara Ngusaba.

Gbr. Photo Desak Ayu Ruasti, S.Ag.
( Penyuluh Agama Hindu
Non PNS Rayon Pondidaha )



Dok. Bindu Konawe
Sumber : Pengurus Desa Pakraman Amerthasari
Penulis : Desak Ayu Ruasti, S.Ag.
Kontributor Photo : Desa Ayu Ruasti, S.Ag.
Editor : I Nengah Sumendra, S.Ag., M.Fil.H

Rabu, 13 November 2019

Monografi Pura di Desa Pakraman Yadnya Bhakti - Desa Ambopi Kecamatan Tongauna Utara - Kabupaten Konawe

Monografi Pura di Desa Pakraman Yadnya Bhakti
Desa Ambopi Kecamatan Tongauna Utara Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara

Gbr. Photo Candi Pintu Masuk Pura Desa-Puseh
Desa Pakraman Yadnya Bhakti

I.     Pura Desa Puseh Desa Pakraman Yadnya Bhakti
Desa Pakraman Yaadnya Bhakti adalah Nama sebuah Lembaga Agama dan Keagamaan Hindu bagi Umat Hindu di Desa Ambopi dan sekitarnya sebagai wadah bersama dalam melaksanakan Aktivitas Agama dan Keagamaan Hindu dalam kehidupan sehari-harinya. Desa Pakraman Yadnya Bhakti beralamat di Desa Ambopi, Kecamatan Tongauna Utara, Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.


Gbr. Photo Candi Pintu Masuk Pura Desa-Puseh
Desa Pakraman Yadnya Bhakti

Pura Desa – Puseh, adalah salah satu Pura yang bersifat Pura Umum atau sebagai Kahyangan Desa yang menggunakan Konsep Kahyangan Tiga (Pura Desa-Puseh, dan Pura Dalem) bagi Umat Hindu di Desa Pakraman Yadnya Bhakti bagi Umat Hindu berdomisilli di Desa Ambopi dan sekitarnya.
Pura ini terletak di tengah-tengah pemukiman masyarakat Hindu yang memiliki luas areal pura 80 Are (100 × 80 meter) dengan bersertifikat hak milik masyarakat Desa Pakraman Yadnya Bhakti, bermula dari pembagian program transmigrasi yang terkait dengan fasilitas Umum tak terkecuali fasilitas sebagai Tempat Ibadah bagi Warga Transmigrasi yang beragama Hindu. Pura Desa-Puseh ini di bangun tau didirikan sejak tahun 1987, dengan anggaran swadaya masyarakat Hindu, hingga saat ini telah beberapa kali dilakukan perehaban dan sangat bersyukur sekali telah mendapat bantuan dana perbaikan pura pada tahun 2018 dari Dirjen Kementrian Agama RI yang sangat meringankan beban masyarakat  dalam hal perehaban pura tersebut.

Gbr. Photo Candi Pintu Masuk Utama Mandala
Pura Desa-Puseh Desa Pakraman Yadnya Bhakti

Saat pendataan  pada tahun 2019 ini,  Pura Desa-Puseh Desa Pakraman Yadnya Bhakti di Pimpin oleh seorang Bendesa yang bernama Made Suraka dan seorang PHDI Desa yang bernama Ketut Mustika. Jumlah Umat Hindu dalam Wadah Desa Pakraman Yadnya Bhakti sebanyak 105 Kepala Keluarga (KK) atau ± 378 Jiwa. Pemangku yang bertugas sebagai Manggala di Pura Desa, yaitu Jro Mangku Made Jasa, S.Pd, dan yang bertugas di Pura Puseh yaitu Jro Mangku Putu Darma Yasa. Pelaksanaan Piodalan/Pujawali di Pura Desa-Puseh dilaksanakan setiap setahun sekali tepatnya pada Rahina Purnama Kapat, selain pada saat piodalan persembahyangan juga dilakukan saat rahina Purnama, Tilem, dan hari-hari Suci Agama Hindu, yang pelaksanaannya sesuai dengan pelaksanaannya Desa Kala Patra yang telah disepakati bersama oleh Umat Hindu di Desa Pakraman Yadnya Bhakti.

Gbr. Photo Bale Kulkul Pura Desa-Puseh
Desa Pakraman Yadnya Bhakti

Pura Desa-Puseh di Desa Pakraman Yadnya Bhakti sampai saat ini masih memprogramkan untuk pembangunan dan pengembangan Pura, hal ini direncanakan karena masih ada beberapa jajaran Bangunan di Areal Pura yang belum permanen seperti diantaranya: Bale Kulkul, Pawaregan yang masih semi permanen, serta Gelung Kori  yang telah dibangun sejak lama, harapannya kedepan pemerintah terkait dapan membantu perawatan dan perehaban Pura Desa-Puseh ini sehingga dapat mengurangi beban masyarakat dalam melaksanakan kewajiban nya dalam iuran wajib bangunan untuk pembangunan pura  ini.

Jumat, 08 November 2019

Dharma Pangasraman di Pasraman Jagadhita


"Dharma Pangasraman di Pasraman Jagadhita"


Gbr. Photo : Saat Siswa-Siswi Pasraman Belajar Dharmagita
Dipandu Oleh Pembina/Guru Pasraman dan
 Penyuluh Agama Hindu Non PNS
I Made Sumardiyasa, S.Pd., dkk.

Unaaha-Bindu Konawe (09/11/2019) --- Pembina/Guru Pasraman dibeberapa Pasraman di Kabupaten Konawe terus melaksanakan Dharma Pangasraman terhadap siswa siswi Hindu di tempat wilayah binaannya masing-masing.

Menurut para Pembina/guru pasraman, tak terkecuali Penyuluh Agama Hindu Non PNS yang juga mengambil peran pembinaan dengan menempatkan siswa-siswi pasraman sebagai kelompok binaannya, mengatakan bahwa : Kegiatan Dharma Pangasraman dilaksanakan secara rutin pada setiap minggunya, yaitu dilaksanakan saat pagi dan sore hari diluar jam sekolah formal atau dihari libur sekolah.
Gbr. Photo : Saat Siswa-Siswi Pasraman Belajar Dharmagita 
Dipandu Oleh Pembina/Guru Pasraman dan
 Guru PAH Putu Mediati, S.Ag., dkk.

Selasa, 05 November 2019

Desa Ulumeraka Kec. Onembute Kab. Konawe - "Monografi Pura"


A.  Pura Desa Puseh Panca Sari

Pura Desa-Puseh Panca Sari, beralamat di Jalan Jeli Desa Ulumeraka Kec. Onembute Kab. Konawe Propinsi Sulawesi tenggara. Pura ini terletak sekitar ± 50 Km dari kota Unaaha / Konawe  di mana Pura ini di sungsung oleh 28 kepala Keluarga dengan jumlah  total 116 Jiwa yang mayoritas warga masyarakatnya sebagai Petani. Luas areal pura ± 3,5 Hektar (3.500 M2). Pada saat dilakukan pendataan tercatat sebagai Ketua Adat adalah Komang Artana dan Parisada Desa I Nyoman Tirta. Eksistensi Pura Desa Puseh Panca Sari yang didirikan pada Tahun 1984 yang merupakan ikatan religus masyarakat/warga transmigrasi Desa Ulumerka pada saat itu. Pura Desa Puseh Panca Sari Desa Ulumeraga di fungsikan  sebagai Pura Tri Kayangan.


Gbr. Photo
Pura Desa-Puseh Panca Sari

Pada Tahun 2000, telah dilakukan rehab total meliputi Padma Sari yang dilakukan swadaya masyarakat, dan Palinggih Gedong. Puja Wali dilaksanakan pada Purnama Kapat  sebagai Juru Sapuh atau Pamangku di Pura tersebut adalah  Jro Mangku I Made Pugra.


B.  Pura Prajapati
Pura Prajapati Desa Adat Ulumeraka beralamat di Jalan Kamboja Kec. Onembute Kab. Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Pura ini di sungsung oleh Umat Desa Ulumeraka yang terdiri dari 28 Kepala Keluarga dengan jumlah  total 116 Jiwa yang mayoritas Warga Masyarakatnya sebagai Petani. Luas Areal Pura ± 10.000 M2. Pada saat dilakukan Pendataan tercatat sebagai Ketua Adat adalah Komang Artana dan Parisada desa I Nyoman Tirta. Eksis tensi Pura Parajapati ini  didirikan pada Tahun 1990  yang merupakan ikatan religus masyarakat / warga transmigrasi Desa Ulumerka pada saat itu.

Gbr. Photo Pura Prajapati

Pura Prajapati ini tercatat belum pernah di lakukan perehaban hingga sampai sekarang puja wali dilaksanakan pada hari Tilem Kasanga dimana sebagai Pangempon Pura adalah Jro Mangku I Made Pugra.


C.   Pura Dalem Panca Sari
Pura Dalem Panca Sari beralamat di Jalan Kamboja Desa Ulumeraka Kec. Onembute Kab. Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara. Pura ini terletak ± 50 Km dari kota Unaaha / Konawe di daerah perbukitan dengan luas tanah arel pura sekitar ± 10.000 M2 atau 1 Ha. Tercatat sebagai Ketua Adat I Komang Artana dan PHDI desa I Nyoman Tirta. Pura ini di dirikan pada Tahun 1990 yang mana merupakan ikatan religius umat / masyarakat transmigrasi pada tahun 1984. Pura ini adalah Tri Kayangan.


Gbr. Photo Pura Dalem Panca Sari 

Pura Dalem Panca Sari belum pernah dilakukan Perehaban hingga sekarang dan Puja Wali Pura ini jatuh atau dilaksanakan pada Tilem Kasa, sebagai Pangempon Pura atau Juru Sapuh adalah Jro Mangku I Made Pugra.


D.  Pura Subak - Ulunsuwi 
Pura Subak yang beralamat di Jalan Kamboja Desa Ulumeraka Kec. Onembute Kab. Konawe. Pura ini di sungsung oleh 28 KK yang mayoritas berperan sebagai petani sawah, luas areal pura ini ± 100 m2 atau 1 Are.


Gbr. Photo Subak Ulunsuwi

Pada saat dilakukan Pendataan tercatat ketua Adat I komang Artha dan PHDI Desa I Nyoman Tirta keberadan Pura ini berdiri sejak tahun 2000, Pura ini belum pernah dilakukan Perehaban dan Puja Wali dilakukan pada rahinan Tilem Sasih ke Enam dan sebagai pengempon pura atau Juru sapuh Jm. Nyoman Noster. 


Sumber : PHDI Desa Ulumeraka
Penulis : Agus Ariadi, SH., MH. 
Editor : I Nengah Sumendra, S.Ag., M.Fil.H