BINDU KONAWE - MEDIA INFORMASI

SLOGAN BLOG BINDU KONAWE

<<SELAMAT DATANG DI BINDU KONAWESELAMAT DATANG DI BINDU KONAWE >>

Jumat, 28 Februari 2020

“Moderasi Agama” Harmoni Sosial Dalam Kebhinekaan Keyakinan dan Pemahaman Serta Laku Agama Di Intern Pun Antar Umat Beragama *)

Gbr. : Ilustrasi Harmoni Sosial


Om Swastyastu,

Tiga Mantra (Moderasi, Kebersamaan, dan Integrasi Data),  menjadi salah satu marwah bagi Kementerian Agama dalam Mewujudkan Cita-Cita Nasional NKRI. ASN Kementerian Agama diharapkan khususnya dan umumnya semua warga negera menjadi garda terdepan dalam membangun moderasi beragama di NKRI. Mantra pertama adalah mantra ‘moderasi’ sesungguhnya sangat terkait erat dengan mantra kedua, yaitu ‘kebersamaan’. Dalam konteks Kemenag, mantra kebersamaan ini pun terus-menerus digaungkan dan bahkan sempat jadikan tema Hari Amal Bakti Kementerian Agama, yakni ‘Jaga Kebersamaan Umat’. Menurut Kementerian Agama ‘Tiga Mantra’ merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari semua program Kemenag sebelumnya, maka dua mantra itu digabungkan menjadi satu kesatuan sebagai tema utama, “Moderasi untuk Kebersamaan Umat”. Pesan moral utamanya adalah bagaimana agar semua program moderasi yang akan dilaksanakan oleh satker Kemenag khususnya, dapat melahirkan kebersamaan dan penguatan rasa kebangsaan umat.
Kebersamaan antar pemeluk agama yang berbeda-beda mutlak diperlukan. ‘Moderasi’ tidak akan pernah bisa terwujud selama masih ada salah satu pihak yang tidak ingin mencari titik temu. Karena moderasi meniscayakan adanya sikap dan tindakan yang berimbang (balance) serta adil (justice). Tanpa keseimbangan dan keadilan, seruan moderasi beragama menjadi tidak efektif. Moderat berarti masing-masing tidak boleh ekstrem di masing-masing sisi pandangnya, keduanya harus mendekat dan saling menjemput titik persamaan ketimbang berkeras ‘mengorek-ngorek’ simpang perbedaan.
Definisi ‘moderasi’ menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008:964) adalah (1) pengurangan kekerasan; dan (2) penghindaran keekstreman. Moderasi menjadi wacana populer dalam kehidupan beragama dewasa ini seiring maraknya aksi kekerasan dan terorisme yang mengatasnamakan agama. Aksi-aksi ini disinyalir bermuara dari radikalisme, fundamentalisme, dan ekstremisme dalam memahami ajaran agamanya. Sebaliknya, pemahaman sekuler yang mengafirmasi  kebebasan manusia seluas-luasnya tanpa campur tangan agama, juga tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang mengedepankan prinsip religius-humanis. Kedua kubu pemikiran ini kerap disebut ekstrem kanan dan ekstrem kiri yang sama-sama dapat mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, umat beragama perlu merumuskan kembali pemahaman agama dan keagamaannya yang lebih moderat sebagai jalan tengah dari kedua ekstrem tersebut.
Pentingnya moderasi intern pun antar umat beragama didasari asumsi bahwa setiap ajaran agama berpotensi dipahami secara berbeda oleh umatnya sehingga dapat memicu lahirnya kekerasan dan ekstremisme. Oleh karena itu, perlu dibangun kesadaran dalam diri setiap umat beragama untuk memahami, memaknai, dan menghayati kembali ajaran agamanya agar lebih produktif bagi kehidupan. Atas dasar itulah, moderasi intern pun antar umat beragama merupakan usaha peninjauan dan pemaknaan kembali ajaran agama secara moderat. Maksud dan tujuannya tiada lain adalah membentuk nilai, sikap, dan perilaku agama dan keagamaan serta keberagamaan dari masing-masing umat beragama tetap teguh dalam iman dan taqwa (sraddha dan bhakti-nya), berbudi pekerti luhur, toleran, peduli lingkungan, dan mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan di segala bidang. Cara beragama seperti inilah yang diperlukan oleh oleh masing-masing umat beragama agar kelak dapat berinteraksi dan berkomunikasi secara terbuka, baik dengan sesama, antarumat beragama, maupun masyarakat, bangsa, dan negara.
Dalam fenomena agama dan keagamaan serta keberagamaan di Indonesia, moderasi beragama tergulat pada upaya penegasan identitas. Mengingat keberagamaan umat beragama menunjukkan penghayatan dan praktik keagamaan yang khas, bahkan acapkali berbeda dengan tanah kelahirannya. Apabila diinventarisasi secara spesifik, terdapat sejumlah perbedaan prinsip keagamaan yang dapat mengganggu harmonisasi internal maupun atar umat beragama. Hal ini tidak lepas dari kuatnya pengaruh religi asli nusantara dalam perjumpaannya dengan agama masing-masing dan dari negara asal agama yang dianut. Pada masa selanjutnya, Hindu Nusantara berinteraksi dengan masuknya berbagai pemikiran keagamaan baru yang secara dialektis membangun perkembangan agama dewasa ini. Untuk itu, semangat moderasi beragama kiranya dapat membingkai permasalahan-permasalahan tersebut sebagai sebuah warga masyarakat dalam wadah NKRI yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD1945, santun, damai, toleran, dan transformative.
Penyelenggara Hindu Kantor Kemenag Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara dengan Website atapun Medos yang diberi nama “Bindu Konawe-Media Informasi Penyelenggara Hindu Konawe” memiliki dan memlihara semangat untuk turut serta mengambil bagian ataupun peran dalam ‘Membumikan Nilai-Nilai Moderasi Beragama’ di tengah-tengah masyarakat yang heterogen maupun homogen di Daerah Kabupaten Konawe. ‘Pemikiran-pemikiran Moderasi Beragama’ dibutuhkan sebuah pelembagaan, agar pemikiran-pemikiran pun nilai-nilai yang sangat mulia dari moderasi beragama ini segera dapat membentuk dan menjadi karakter Harmoni Sosial dalam Kebhinekaan Keyakinan dan Pemahaman serta Laku Agama di Intern pun Antar Umat Beragama bagi warga masyarakat di Kabupaten Konawe khususnya, dan umumnya sebagai sesama anak bangsa yang hidup di NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD1945.

MERDEKA….!!! Salam Moderasi Beragama.
Umat Unggul, Konawe Gemilang, Sultra Bermartabat, Indonesia Maju.
NKRI Harga Mati. Om Santih Santih, Santih Om

Selembar Goresan Pemikiran Moderasi Beragama
Inspirasi dari Sumber Simpony Harmony 
Post By Bindu Konawe-INS *)

Sabtu, 22 Februari 2020

“Om Dirgahayu Astu Tad Astu Swaha. Angayubagya 32 Tahun Wanita Hindu Dharma Indonesia. Selamat, Sukses dan Jaya WHDI”

Gbr. Photo : Wakil Bupati Konawe
Gusli Topan Sabara, ST., MM.,
Wakil Ketua 1 DPRD Konawe Kadek Rai Sudiani
bersama Ketua WHDI Pro. Sultra, PHDI Prov. Sultra &
Penyelenggara Hindu KanKemenag Konawe &
Ketua WHDI Kab. Konawe

Unaaha–Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Bindu Konawe)--- Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Provinsi Sulawesi Tenggara merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) WHDI yang ke-32 Tahun 2020. Peringatan HUT ke-32 Tahun WHDI Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara kali ini diselenggarakan di Gedung Wekoila-Komplek Perkantoran Kabupaten Konawe, Sabtu, 22 Februari 2020.

HUT ke-32 tahun WHDI diikuti seluruh jajaran Pengurus WHDI Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara, pengurus WHDI Tingkat Kabupaten/Kota se-Provinsi Sulawesi Tenggara. Berbagai acara memeriahkan peringatan HUT WHDI telah dipersiapkan oleh panitia.
 
Gbr. Photo : 
Ketua WHDI Prov. Sultra, 
Prof. Dr. Ir. Gusti Ayu K. Sutariati
Wakil Ketua 1 DPRD Konawe Kadek Rai Sudiani
 & Ketua WHDI Kabupaten Konawe Sutriani, SE
Bersama Segenap Pengurus WHDI Prov. Sultra 

Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe dalam hal ini Wakil Bupati Konawe Gusli Topan Sabara, ST., MM. hadir ditengah-tengah acara memperingati HUT ke 32 WHDI Tahun 2020 Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam sambutannya Wakil Bupati Konawe menyampaikan apresiasi terhadap WHDI baik dalam kapasitas sebagai Organisasi maupun sebagai personal sebagai Wanita Hindu yang telah berkontribusi untuk mengambil peran turut menyukseskan program-program pemerintah, khususnya Program Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara maupun Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe. Secara pribadi menurut Gusli Topan Sabara ungkapnya lebih lanjut; “saya percaya bahwa kesuksesan dari seorang Pria/Suami adalah karena seorang Wanita yang kuat dan tangguh dibelakangnya”. WHDI tentu juga adalah bagian dari kekuatan dan ketangguhan itu, harapnya.

Gbr. Photo :
Saat Wakil Bupati Konawe Gusli Topan Sabara, ST., MM
Memberikan Sambutan dalam Acara HUT ke 32 WHDI
Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara

Ketua Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Sultra, Prof. Dr. Ir. I Gusti Ayu K. Sutariati sebelum membacakan Sambutan WHDI Pusat, tidak lupa juga menyampaikan terimakasih kepada segenap Panitia dan WHDI Kabupaten Konawe yang telah mempersiapkan dengan baik acara peringatan HUT ke 32 WHDI Tingkat Provinsi kali ini. Kedepan siap-siap kabupaten yang lain untuk menjadi tuan rumah dalam acara tahunan peringatan HUT WHDI. Pada kesempatan yang sama Gusti Ayu K. Sutariati sebagai Ketua WHDI Tingkat Provinsi memohon kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe Bupati dan Wakil Bupati Konawe berkenan untuk selalu memberikan arahan dan pembinaan kepada WHDI di Kabupaten Konawe, kami titip WHDI tak ubahnya seperti kasih sayang dan perhatian orang tua kepada putra-putrinya, harapnya.

Ketua PHDI Provinsi Sulawesi Tenggara yang dalam hal ini diwakili oleh Wakil Bidang-nya yaitu I Nengah Suliarta, SE., M.Fil.H menyampaikan sambutannya. Dalam sambutannya I Nengah Suliarta mengutif bait sloka kitab suci Weda Manawa Dharmasastra III. 58 : “Yatra naryastu pjyante ramante tarra dewatah, Yatraitastu napjyante sarvastatra phalah kriyah - Dimana wanita dihormati disanalah para Dewa senang dan melimpahkan anugerahnya. Dimana wanita tidak dihormati tidak ada upacara suci apapun yang memberikan pahala mulia.

Gbr. Photo :
Suasana Ruangan Gedung Wekoila
 saat Acara Peringatan HUT ke 32 WHDI
Tingkat Prov. Sulawesi Tenggara

Ketua Panitia Pelaksana Kadek Rai Sudiani yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua 1 DPRD Konawe dalam laporannya yang dibacakan oleh Made Arini, S.Pd menyampaikan HUT ke-32 WHDI mengusung tema “Komitmen Menjadi Organisasi Mandiri dan Berdaya Mewujudkan Generasi Cerdas Berbudaya Dan Berahklak Mulia”. Pesan singkat dalam Lopran Panitia itu bahwa untuk mewujudkan itu pentingnya menjaga dan memelihara soliditas dalam membangun kerukunan, kebersamaan, dan keharmoniskan. Menurutnya, tanpa soliditas maka akan sangat sulit dalam mewujudkan semangat yang terkandung dalam tema itu.

Penyelenggara Hindu Kantor Kementerian Agama Kabupaten Konawe I Nengah Sumendra, S.Ag., M.Fil.H mewakili Pembimas Hindu Kanwil Kemenag Prov. Sulawesi Tenggara dalam sambutannya mengucapkan; “Om Dirgahayu Astu Tad Astu Swaha, Angayubagya 32 Tahun Wanita Hindu Dharma Indonesia. Selamat, Sukses dan Jaya Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI).

HUT ke-32 WHDI Tahun 2020 yang mengusung tema “Komitmen Menjadi Organisasi Mandiri dan Berdaya Mewujudkan Generasi Cerdas Berbudaya dan Berahklak Mulia” tentu sejalan dengan harapan dari program pemerintah pusat maupun daerah. Semoga dalam kegiatan mempringati Hari Ulang Tahun WHDI Ke 32 Tahun 2020 Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara ini, WHDI sebagai Sakti dalam Konsep Dewa-Dewi selalu dalam kebersamaan sebagai Wanita Hindu Dharma Indonesia dimanapun berada agar selalu konsisten dalam mengembangkan soliditas, kerukunan, serta keharmonisan baik internal umat Hindu maupun antar umat beragama. Selalu bersama dalam semangat membangun kepekaan sosial terhadap masalah-masalah yang sedang terjadi di NKRI ini umumnya dan khususnya di Bumi Anoa Provinsi Sulawesi Tenggara yang kita cintai, serta selalu dalam persatuan sebagai Wanita Hindu Dharma Indonesia, satu tujuan, satu dalam hati, satu dalam pikiran, dan satu dalam kebahagiaan guna melahirkan kader-kader ataupun generasi yang religius, humanis, unggul dan bermartabat, pungkasnya.

Sebagai Penyelenggara Hindu di Konawe sekaligus masih aktif sebagai Ketua PHDI Kab. Konawe I Nengah Sumendra menyampaikan apresiasi dan terimakasih atas keberhargaan dengan dipilihnya Kabupaten Konawe menjadi Tuan Rumah oleh pengurus WHDI Provinsi Sulawesi Tenggara dalam merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) WHDI yang ke-32 Tahun 2020. Karena hal ini tentu akan memberikan motivasi tersendiri terhadap Wanita Hindu di Kabupaten Konawe khususnya, dan umumnya kepada Umat Hindu di Kabupaten Konawe. Lebih lanjut I Nengah Sumendra menyampaikan izinkan kami atas nama Pembimas Hindu Provinsi Sulawesi Tenggara menyampaikan pula apresiasi yang setinggi-tingginya atas giat-giat dharma yang telah dilakukan oleh WHDI selama ini. WHDI telah menjaga eksistensinya dengan turut mengambil bagian dalam kegiatan agama dan keagamaan Hindu, baik dalam bidang urusan agama maupun dibidang pendidikan agama dan keagamaan Hindu, ungkapnya.

Semoga WHDI diusia yang ke-32, WHDI agar semakin mantap dalam memperluas komunikasi baik secara langsung maupun lewat dunia maya atau media sosial. Dengan adanya komunikasi, diharapkan dapat meningkatkan peran dan kerja positif bagi WHDI, memberikan pengembangan baik dalam Urusan Agama maupun dalam Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Hindu, tak terkecuali aspek-aspek kehidupan yang lainnya.

Semoga WHDI semakin sukses dan maju dalam menjalankan dharma dan swadharma organisasi maupun sebagai Wanita Hindu secara personal, yaitu baik sebagai seorang ibu dalam keluarga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, seperti kemuliaan Ibu ataupun Wanita dalam Kitab Suci Weda. Tak lupa juga mengucapkan terimakasih kepada segenap Pantia,  yang telah mempersiapkan dan memeriahkan peringatan HUT WHDI ke 32 ini.  Tidak main-main Ketua Panitia Pelaksana Ibu Kadek Rai Sudiani yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua 1 DPRD Konawe, ini bukti bahwa Wanita Hindu di Konawe telah menjadi Pribadi yang berkarakter Unggul, seperti Sakti dalam Konsep satu kesatuan Dewa-Dewi dalam Weda. 

Gbr. Photo :
Tarian Sundaram
Dari Mahasiswa STAH Bhatara Guru Kendari

Kegiatan memperingati HUT WHDI diakhiri dengan Pembacaan Doa yang dipimpin oleh Putu Mediati, S.Ag. dan selanjutnya pemotongan Tumpeng oleh Pantia Pelaksana. Tarian Sundaram dari Mahasiswa STAH Bhatara Guru Kendari serta Photo bersama seluruh WHDI Kabupaten/Kota yang sempat hadir dalam acara HUT WHDI kali ini menambah suasana hangat dan kebahagiaan dari seluruh hadirin dalam acara dimaksud. Om Santih, Santih, Santih Om.

Post By Bindu Konawe (INS)

Minggu, 16 Februari 2020

“Harapan Ka.Kanwil Kemenag Prov. Sultra Kepada Penyuluh Agama Non PNS Tahun 2020 Lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Konawe”

Gbr. Photo : Saat Photo Bersama
Ka.Kanwil Kemenag Prov. Sultra (Terngah)
Ka.KanKemenag Kab. Konawe (Kanan)
di Dampingi Penyelenggara Hindu (Kiri), dan
 Penyuluh Agama Hindu Non PNS Tahun 2020
Lingkup Kantor Kemenag Kabupaten Konawe

Unaaha-Penyelenggara Hindu Kemenag Kab. Konawe(Bindu Konawe)---Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Sulawesi Tenggara, Fesal Musaad, S.Pd., M.Pd. disela-sela kunjungan kerjannya di Kantor Kementerian Agama Kab. Konawe sekaligus meresmikan Ruang 'Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)' dan membuka Kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Kompetensi Penyuluh Agama Non PNS serta menyerahkan SK Penyuluh Agama Non PNS  Tahun 2020 Lingkup Kantor Kemenag Kabupaten Konawe, Senin,17/02/2020.

Gbr. Photo :
Saat Kepala Kantor Kemenag Kab. Konawe
H. Ahmad Lita R., S.Ag., M.Pd.
Melaporkan Program Kerja dan
Profil Kantor Kemenag Kab. Konawe

Kepala Kantor Kemenag Konawe, H.Ahmad Lita Rendelangi, S.Ag., M.Pd, mengucapkan terimakasih atas perkenan Ka.Kanwil Kemenag Prov. Sultra, disela-sela kesibukannya masih dapat menyempatkan hadir dalam rangkaian kegiatan di Konawe. Pada kesempatan yang sama H. Ahmad Lita, selain melaporkan beberapa hal berkaitan program kerja, juga memaparkan Profil Kantor Kemenag Konawe.

Kakanwil Prov. Sultra dalam sambutannya mengungkapkan ketertarikannya saat menginjakkan kaki dikantor Kemenag Konawe, dimana kebersihan terjaga, taman yang indah, musholah kantor dan gedung olahraga yang ditata sangat baik. Lebih lanjut, Fesal Musaad menekankan agar adat istiadat yang merupakan kearifan lokal, perlu dijaga dan dijunjung tinggi untuk membangun konawe tercinta, tegasnya.
Gbr. Photo :
Saat Kepala Kanwil Kemenag Prov. Sulawesi Tenggara
Fesal Musaad, S.Pd., M.Pd. 
Memberikan Sambutan dan Arahan, Sekaligus Membuka
 Kegiatan BIMTEK Peningkatan Kompetensi Penyuluh Agama

Pada kesempatan yang sama, Fesal Musaad berharap agar kemenag dapat menjaga konstitusi, serta warisan adat-istiadat budaya leluhur, serta bertugas menciptakan generasi terbaik, yaitu genarasi yang bukan hanya mampu menjaga dan memelihara yang telah ada, melainkan juga mampu membangun dan menghadirkan perubahan, khususnya di konawe, harapnya.

Gbr. Photo :
Saat Photo Bersama
Ka.Kanwil Kemenag Prov. Sulawesi Tenggara
dan Ka.KanKemenag Kab. Konawe
Bersama Jajaran Kasi/Penyelengara Kantor Kemenag Kab. Konawe

Dihadapan seluruh Penyuluh Agama Non PNS Lingkup Kementerian Agama Kabupaten Konawe, sebelum menyerahkan SK Penyuluh Agama Non PNS Tahun 2020, mantan Kakanwil Maluku ini, mengingatkan bahwa Pejabat ataupun ASN, tak terkecuali juga bagi Penyuluh Kementerian Agama, semuanya adalah pelayan, hakikat dari pelayan itu adalah melayani. Kakanwil juga sangat mengharapkan kepada penyuluh agama agar terus mengasah wawasan, mengasah kemampuan karena kompetensi penyuluh sangat penting, mengingat Penyuluh adalah Garda terdepan dalam melakukan Pelayanan dan Penyuluhan di Bidang Agama dan Keagamaan yang menjadi wilayah Kerja Kementerian Agama.(INS).

Post By Bindu Konawe
Sumber : Tim Bawono Kemenag Kab. Konawe
Kontributor Photo : Tim Bawono Kemenag Kab. Konawe

Selasa, 04 Februari 2020

Desa Pakraman Sebagai Wadah Bersama Adalah "Axis Mundi" Bagi Umat Hindu - Oleh I Nengah Sumendra

Gbr. Desain Parahyangan di Desa Pakraman
Om Swastyastu,
Angayubagia, Sih Hyang Widhi Wasa, terlaksananya aktivitas agama dan keagamaan Hindu di setiap Desa Pakraman, adalah wujud nyata Desa Pakraman sebagai ‘Guru’ atau dalam istilah latinnya disebut sebagai ‘Axis Mundi’ dalam implementasi nilai-nilai Parahyangan, Pawongan dan Palemahan.

Umat Hindu patut menumbuhkan sraddha bhakti, bahwa Desa Pakraman dengan Parahyangan-nya adalah berfungsi sebagai 'Axis Mundi’. Apa itu Axis Mundi...?

‘Axis Mundi’ adalah sumbu-poros-pusat. Setiap makrokosmos maupun mikrokosmos memiliki ‘Axis mundi’, setiap wilayah yang dihuni, memiliki ‘Pusat’,  artinya, tempat yang paling suci di atas segalanya. Sumbu Mundi sering dikaitkan dengan dengan Mandala, tak terkecuali konsep mandala dalam Desa Pakraman ataupun konsep mandala pada Parahyangan Desa setiap Desa Pakraman.

Uraian singkat ini hendak menguraikan secara singkat pula, bahwa Desa Pakraman dengan Parahyangan-nya yang memiliki konsep mandala, adalah sebagai poros-pusat atau guru, yaitu pusat sebagai upaya untuk membumikan nilai-nilai Parahyangan, Pawongan dan Palemahan (Bhuta) agar terjadi jalinan yang Hita, seperti subhacitta mantra berikut :

Minggu, 02 Februari 2020

PHDI Kabupaten Konawe “Menggelar Rapat Koordinasi & Pembentukan Panitia Pelaksana dalam Rangka Melasti Bersama di Tingkat Kabupaten Tahun 2020”.

Gbr. Photo : Rapat Koordinasi &
 Pembentukan Pantia Pelaksana Melasti
Tingkat Kab. Konawe di Aula Kantor Kemenag Kab. konawe


Unaaha,PHDI Kabupaten Konawe(Bindu Konawe)---Pengurus Harian PHDI Kabupaten Konawe Masa Bakti 2015-2020, berdasarkan Program Kerja  PHDI Kab. Konawe Hasil Ketetapan Loka Sabha II dan III PHDI Kab. Konawe tentang Program Melasti  Bersama Seluruh Umat Hindu di Tingkat Kabupaten Setiap 2 (dua) Tahun Sekali di Tahun Genap,  Menggelar Rapat Koordinasi & Pembentukan Panitia Pelaksana dalam Rangka Melasti Bersama di Tingkat Kabupaten Tahun 2020 di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Konawe, Minggu (02/02/2020).

Sang Putu Suartawan, SE, sebagai pembawa Susunan Acara Rapat Koordinasi, memuali dengan  membacakan susunan acara yang pertama yaitu doa bersama sebelum rapat dimulai,  I Ketut Suciko, S.Pd., M.Pd. mendapat tugas untuk memimpin doa pembukaan rapat. Semua yang hadir dalam ruangan tersebut berdoa agar rapat koordinasi dapat berjalan lancar.

Gbr. Photo : Rapat Koordinasi &
 Pembentukan Pantia Pelaksana Melasti
Tingkat Kab. Konawe di Aula Kantor Kemenag Kab. konawe

I Nengah Sumendra, S.Ag., M.Fil.H selaku Ketua PHDI Kabupaten Konawe menyampaikan bahwa rapat koordinasi  yang digelar oleh Pengurus Harian PHDI Kabupaten Konawe kali ini, hanya mengundang pengurus Lembaga-Lembaga Agama Hindu dari Tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa, serta beberapa tokoh agama dan masyarakat Hindu,  yaitu diantaranya : Anggota FKUB Kab. Konawe dari Perwakilan PHDI Kab. Konawe, Kepala-Kepala Desa yang beragama Hindu, Jajaran Paruman Walaka PHDI Kabupaten Konawe, WHDI Kabupaten Konawe, Prajaniti Kabupaten Konawe, PERADAH Kabupaten Konawe, PC. KMHDI Konawe, Para Ketua PHDI Kecamatan, Ketua PHDI Desa, Ketua Adat/Desa Pakraman, Guru Pendidikan Agama Hindu, dan Penyuluh Agama Hindu Non PNS di Kabupaten Konawe.

Pada rapat koordinasi ini, yang seyogianya dihadiri oleh dua Tokoh Legistor Umat Hindu Konawe yaitu Kadek Rai Sudiani (Wakil Ketua I DPRD Konawe), dan I Made Asmaya, S.Pd. (Anggota DPRD Konawe), namun sebelumnya via telpon disampaikan atas ketidak hadirannya dalam rapat koordinasi dikarenakan masih tugas luar daerah. Namun demikian, Kadek Rai Sudiani dan Made Asmaya, sangat mensuport apapun nantinya yang menjadi keputusan rapat koordinasi tersebut, ucapnya.

Gbr. Photo : Rapat Koordinasi &
 Pembentukan Pantia Pelaksana Melasti
Tingkat Kab. Konawe di Aula Kantor Kemenag Kab. konawe

Tokoh Masyarakat Hindu IPDA. Kadek Sujayana yang saat ini menjabat sebagai Kapolsek Tongauna memberikan arahan berkaitan dengan tupoksinya, mewakili seniornya IPTU. I Ketut Subagia  yang saat ini menjabat sebagai Kasubag Dalops Bag Pos Polres Konawe.

Lebih lanjut, I Nengah Sumendra mengatakan bahwa sebelum rapat koordinasi digelar, seminggu sebelumnya kami telah melakukan komunikasi dengan kedua tokoh legislator Umat Hindu Konawe yaitu Ibu Kadek Rai Sudiani dan Bapak I Made Asmaya, dalam komunikasi itu kami atas nama Parisada Majelis Agama Hindu di Kabupaten Konawe memohon perkenannya Ibu dan Bapak sebagai Ketua dan Wakil dalam Stuktur Panitia Pelaksana Melasti Tingkat Kabupaten Konawe Tahun 2020 ini. Angayubagia, dan ucapan terimakasih kami sampaikan kepada kedua tokoh legislator yang sangat kami harapkan dapat mengawal aktivitas Agama dan Keagamaan Hindu Tingkat Kabupaten Konawe, beliau berdua menyatakan ‘demi Umat Hindu dan Ngayah saya berkenan dan siap dalam Jabatan Ketua dan Wakil dalam Panitia Pelaksana Melasti Tahun 2020 ini’, ucapnya. Dan seluruh peserta rapat, juga mengapresiasi dan menyetujui langkah komunikasi yang dilakukan oleh Ketua PHDI Kabupaten Konawe, dan menyambutnya dengan kata ‘Setuju’dan ‘Sangat Pas’ Kadek Rai Sudiani sebagai Ketua dan I Made Asmaya sebagai Wakil dalam Kepanitian Melasti Bersama Umat Hindu di Tingkat Kabupaten, sambutnya sebagai penguatan oleh seluruh peserta rapat. Sehingga Rapat Koordinasi dapat berjalan lebih efektif dan singkat dengan melengkapi struktur kepanitiaan berikutnya, mulai dari Kesekretariatan Panitia, Bendahara, dan Koordinator dan Anggota dari masing-masing seksi yang ada dalam struktur kepanitiaan.

Gbr. Photo : Rapat Koordinasi &
 Pembentukan Pantia Pelaksana Melasti
Tingkat Kab. Konawe di Aula Kantor Kemenag Kab. konawe

Diakhir rapat, I Nengah Sumendra menyampaikan bahwa, kami atas nama PHDI Kabupaten Konawe mewakili Umat Hindu di Kabupaten Konawe mengucapkan terimakasih,  atas perkenan Bapak/Ibu menghadiri undangan dan turut mengambil bagian guna menyukseskan tahapan awal  dalam persiapan melasti bersama yang merupakan rangkaian hari suci Nyepi Ishaka 1942 di Tahun 2020. Dan tidak lupa menyampaikan permohonan maaf atas kekurangan dan kelemahan yang ada maupun terjadi selama ini. Semoga Aktivitas Dharma Umat di Kabupaten Konawe dapat berjalan lancar dan Labdakarya Sidhiarta.

Berikut Dokumentasi Rapat Koordinasi & Pembentukan Panitia Pelaksana dalam Rangka Melasti Bersama di Tingkat Kabupaten Tahun 2020 di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Konawe yang dimulai dari ±jam 09.00 wita s/d 14.00 wita.


Post By Bindu Konawe
Kontributor Photo Kegiatan : INS