Gbr. Desain Parahyangan di Desa Pakraman |
Angayubagia,
Sih Hyang Widhi Wasa,
terlaksananya aktivitas agama dan keagamaan Hindu di setiap Desa Pakraman, adalah wujud nyata Desa Pakraman sebagai ‘Guru’ atau dalam istilah latinnya
disebut sebagai ‘Axis Mundi’ dalam
implementasi nilai-nilai Parahyangan,
Pawongan dan Palemahan.
Umat Hindu patut menumbuhkan sraddha bhakti, bahwa Desa Pakraman dengan Parahyangan-nya adalah berfungsi sebagai
'Axis Mundi’. Apa itu Axis Mundi...?
‘Axis
Mundi’
adalah sumbu-poros-pusat. Setiap makrokosmos maupun mikrokosmos memiliki ‘Axis mundi’, setiap wilayah yang dihuni,
memiliki ‘Pusat’, artinya, tempat yang
paling suci di atas segalanya. Sumbu Mundi
sering dikaitkan dengan dengan Mandala, tak terkecuali konsep mandala dalam Desa
Pakraman ataupun konsep mandala
pada Parahyangan Desa setiap Desa Pakraman.
Uraian singkat ini hendak menguraikan
secara singkat pula, bahwa Desa Pakraman
dengan Parahyangan-nya yang memiliki
konsep mandala, adalah sebagai poros-pusat atau guru, yaitu pusat sebagai upaya untuk membumikan nilai-nilai Parahyangan, Pawongan dan Palemahan (Bhuta) agar terjadi jalinan yang Hita, seperti subhacitta
mantra berikut :
Oṁ
sam gacchadwam sam wadadwam
sam
wo manamsi jānatām
dewa
bhagam yatha purwe
samjānāna
upasate.
Oṁ
samani wa akutih
samānā
hrdayāni wah
samānam
astu wo
mano
yatha wah susahasati.
Oṁ
ano bhadrah krattawo yantu wiswatah.
Oṁ Hyang Widhi Wasa, hamba berkumpul di
tempat ini hendak bicara satu dengan yang lain untuk menyatukan pikiran sebagai
mana halnya para dewa selalu bersatu. Om Hyang Widhi Wasa, tuntunlah kami agar
sama dalam tujuan, sama dalam hati, bersatu dalam pikiran hingga dapat hidup
bersama dalam sejahtera dan bahagia. Om Hyang Widhi Wasa, semoga pikiran yang
baik datang dan segala penjuru.
Berdasarkan uraian singkat tersebut di atas,
maka berkaitan dengan judul yang diangkat, Umat Hindu patut menumbuhkan sraddha-bhakti, dan menempatkan Desa Pakraman dengan Parahyangan (Pura Umum) yang ada di Desa Pakraman-nya, berfungsi
sebagai 'Axis Mundi’. Upaya perbaikan untuk sebuah tujuan dibangunnya Desa Pakraman sebagai wadah bersama Umat
Hindu dalam aktivitas Agama dan Keagamaan Hindu yang di anut-nya patut terus
dilakukan, sehingga generasi Hindu saat ini terlebih generasi dimasa yang akan datang
dapat lebih memahami dan tujuan dari Desa
Pakraman itu dibangun, khususnya dalam sudut pandang bahwa Desa Pakraman dengan Parahyangan-nya sebagai sebuah Axis Mundi bagi Umat Hindu dalam mengimplementasikan atau
membumikan nilai-nilai Tattwa, Susila, Acara
baik pada mandala dan ataupun
pada tataran nilai-nilai Parahyangan,
Pawongan dan Palemahan. , tempat
dimana umat Hindu hidup bersama dalam aktivitas agama dan sosial serta aspek
kehidupan yang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Ngiring..Mari datang ke Pura terlebih dalam momentum hari-hari suci Agama dan Keagamaan Hindu. Jangan hanya nitip sama anak-anak saja, paradigma Umat Hindu yang hanya Pekedog Tangkil ke Pura saat Piodalan, harus juga dibawa semangat pekedog tangkil ke Pura itu saat hari-hari suci Agama dan Keagamaan Hindu pula. Tegak Piodalan adalah 'Hari Jadi' atau Hari Nemu Gelang-nya Piodalan/Hari Jadi-nya Pura. Sedangkan Hari Suci Agama dan Keagamaan Hindu, selain punya nilai kesucian nemugelang yang dimaksud, juga memiliki pesan-pesan Sruti, Smerti, Sila dan Acara yang tertuang dalam Pustaka Weda yang patut disucikan oleh Umat Hindu sebagai Axis Mundi.
Om
Santih, Santih, Sanntih Om.
Om
Labdakarya Sidhiarta, Dumogi sami rahayu.
Pranam.
Post By Bindu Konawe. INS(05/02/2020)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar