BINDU KONAWE - MEDIA INFORMASI

SLOGAN BLOG BINDU KONAWE

<<SELAMAT DATANG DI BINDU KONAWESELAMAT DATANG DI BINDU KONAWE >>

Selasa, 26 November 2019

Monografi Pura Desa Pakraman Amertasari, Desa Ambuulanu Kec. Pondidaha Kab. Konawe

Monografi Pura Desa Pakraman Amertasari, Desa Ambuulanu Kec. Pondidaha Kab. Konawe

Gbr. Photo Utama Mandala
Meru Pura Desa-Puseh

A.  PURA GIRI NATA  (PURA PUSEH DAN DESA)
Pura Giri Nata terletak di desa Adat Amertasari, Desa Ambuulanu Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara. Telah memiliki  Tanda Daftar Pura di Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI. Luas tanah adalah 75 are luas bangunaan Pura  adalah  37x80 M²  Setatus kepemilikaan Tanah adalah Milik Desa Adat Amertasari. Nama Ketua Adat  Pengempon Pura adalah  I Nyoman Trima. Nama PHDI adalah Ketut Deni Rantawan, S.Pd.H. Nama Desa Adat Pengempon Pura adalah Desa Adat Amertasari.  Nama Pemangku Lanang Pura GIRI NATA  (Pura Puseh) adalah Wayan Sukarsa. Nama Pemangku  Istri adalah  Ni Sukami . Nama Pemangku Lanang Pura GIRI NATA  (Pura Desa) adalah I Gede Rius Astawa. Nama Pemangku  Istri adalah  Ketut Sumarsini.  

Gbr. Photo Utama Mandala
 Geong Desa (Brahma) Pura Desa-Puseh

Pura Giri Nata berdiri sejak tahun 1987 dengan kondisi Pura Padma sana sudah Permanen pada waktu itu di bangun oleh pemerintah Trasn dan  dilengkapi dengan bangunan pura puseh dan desa melalui dana swadaya tetapi masih turus lumbung.  pada tahun 1996 Pura Giri Nata dibangun permanen di lengkapi dengan bangunan Ananta Boga, Dewi Danu, Made Jelaung, yang dibangun melalui dana swadaya.Pada tahu 2001 padmasana kena musibah disambar petir dan di rehab mulai dana swadaya.Pada tahun 2014 penyengker jruan,jabo tengah dan jandi bentar direhab melalui dana swadaya dan bantuan Kemendag .Pada Tahun 2018 peninbunan dan pelantaian  melalui dana bantuan KMHDI, PRADAH SULTRA dan Dr. Dewa. Pada Tahun 2019 Pura Puseh direhab karna mau roboh melalui dana swadaya.  Piodalan di Pura Giri Nata  adalah  Purnama Kapat. Pengempon Pura Giri Nata  adalah  masyarakat Desa Adat Amertasari yang berjumlah  93 KK.


B.  PURA DALEM PURWA
Pura Dalem Purwa terletak di desa Adat Amertasari, Desa Ambuulanu Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara. 

Gbr. Photo Nista Mandala
Pura Dalem Purwa

Tanda Daftar Pura Dalem Purwa belum punya tanda daftar.  Luas Tanah Pura Dalem Purwa adalah 75 Are. Sedangkan luas bangunaan Pura Dalem Purwa adalah 30 x 60 M²  Setatus kepemilikaan Tanah adalah Milik Desa Adat Amertasari. Nama Pemangku Lanang Pura Dalem Purwa adalah Wayan Sinarka. Nama Pemangku  Istri adalah  Ni Ketut Dastri. Pura Dalem Purwa  berdiri sejak tahun 1987 dengan kondisi Pura masih turus lumbung yang bertempat di pinggir jalan dekat kuburan, pada tahun 1988 Pura Dalem Purwa pindah tempat karna lokasi rendah dan sering terendam air jika hujan.

Gbr. Photo Utama Mandala
Pura Dalem Purwa

Pada tahun 1993 Pura Dalem Purwa direhab memakai dana swadaya masyarakat dan dilengkapi dengan bangunan pengapit gedong.Pada Tahun 2012 Pura Dalem Purwa dibangun penyengker dan Gelong Kori menggunakan dana swadaya dari Masyarakat. Pada Tahun 2018 dibangun Penyengker dan Jandi Bentar menggunakan dana Swadaya Masyarakat. Setatus Pura Dalem Purwa Adalah Pura Trikayanagan. Tegak Piodalan di Pura Dalem Purwa adalah  Purnama Kelima. Pengempon Pura Dalem Purwa adalah  masyarakat Desa Adat Amertasari yang berjumlah  93 KK.


C.   PURA PRAJAPATI
Pura Prajapati terletak di desa Adat Amertasari, Desa Ambuulanu Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara. Nomber Tanda Daftar Pura Prajapati adalah  belum memiliki tanda daftar luas bangunaan Pura Prajapati  adalah 11 x 11 M²

Gbr. Photo Pura Prajapati 

Status kepemilikaan Tanah adalah Milik Desa Adat Amertasari. Nama Desa Adat Pengempon Pura adalah Desa  Amertasari.  Nama Pemangku Lanang Pura Dalem Purwa adalah Wayan Sinarka. Nama Pemangku  Istri adalah  Ni Ketut Dastri.Pura Prajapati   berdiri sejak tahun 1987 dengan kondisi Pura masih turus lumbung yang bertempat di pinggir jalan dekat kuburan, pada tahun 1988 Pura Prajapati pindah tempat karna lokasi rendah dan sering terendam air jika hujan.Pada tahun 1993 Pura Prajapati direhab memakai dana swadaya masyarakat .

Gbr. Photo Pura Prajapati 

Pada Tahun 2012 Pura Prajapati dilantai  menggunakan dana swadaya dari Masyarakat. Pada Tahun 2018 dibangun Penyengker menggunakan dana Swadaya Masyarakat. Setatus Pura Prajapati Adalah Pura Trikayanagan. Tegak Piodalan di Pura Dalem Purwa adalah  Purnama Kelima. Pengempon Pura Dalem Purwa adalah masyarakat Desa Adat Amertasari yang berjumlah  93 KK.



D.      PURA ULUN SUWI GEBANG SARI
Pura Ulun Suwi Gerbang Sari terletak di desa Adat Amertasari, Desa Ambuulanu Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara. 

Gbr. Photo Utama Mandala
Pura Ulun Suwi


Luas tanah adalah 30 are luas bangunaan Pura  adalah 2,5 are   Setatus kepemilikaan Tanah adalah Milik Desa Adat Amertasari. Nama Desa Adat Pengempon Pura Ulun Suwi Gerbang Sari adalah Desa Adat Amertasari.  Nama Pemangku Lanang adalah  Wayan Sinarka. Nama Pemangku  Istri adalah  Ni Ketut Dastri.  

Gbr. Photo Nista Mandala Mandala 
Pura Ulun Suwi

Pura Ulun Suwi Gerbang Sari berdiri sejak tahun 1987 dengan kondisi Pura Padma sana masih turus lumbung. Pada tahun 1990 direhab memakai dana swadaya dibangun padmasana dan gedeng permanen pada tahun 2018 sebelum banjir perehaban kedua menggunakan dana swadaya yaitu pembangunaan Pagar , Cndi dan dapur. Setatus Pura adalah Pura Kayangan . Pengempon Pura Ulun Suwi Gebang Sari  adalah  sebagian masyarakat Desa Adat Amertasari yang berjumlah  30 KK. Tegak Piodalan diPura Ulun Suwi Gebang Sari adalah tidak menentu karena kegiatan atau piodalannya menyesuaikan dengan keadaan atau situasi misalnya mau trun sawah maka di Pura Ulun Suwi diadakan upacara mapag yeh dan pada Musim Panen atau sebelum panen di Pura Ulun Suwi diadakan Upacara Ngusaba.

Gbr. Photo Desak Ayu Ruasti, S.Ag.
( Penyuluh Agama Hindu
Non PNS Rayon Pondidaha )



Dok. Bindu Konawe
Sumber : Pengurus Desa Pakraman Amerthasari
Penulis : Desak Ayu Ruasti, S.Ag.
Kontributor Photo : Desa Ayu Ruasti, S.Ag.
Editor : I Nengah Sumendra, S.Ag., M.Fil.H

Rabu, 13 November 2019

Monografi Pura di Desa Pakraman Yadnya Bhakti - Desa Ambopi Kecamatan Tongauna Utara - Kabupaten Konawe

Monografi Pura di Desa Pakraman Yadnya Bhakti
Desa Ambopi Kecamatan Tongauna Utara Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara

Gbr. Photo Candi Pintu Masuk Pura Desa-Puseh
Desa Pakraman Yadnya Bhakti

I.     Pura Desa Puseh Desa Pakraman Yadnya Bhakti
Desa Pakraman Yaadnya Bhakti adalah Nama sebuah Lembaga Agama dan Keagamaan Hindu bagi Umat Hindu di Desa Ambopi dan sekitarnya sebagai wadah bersama dalam melaksanakan Aktivitas Agama dan Keagamaan Hindu dalam kehidupan sehari-harinya. Desa Pakraman Yadnya Bhakti beralamat di Desa Ambopi, Kecamatan Tongauna Utara, Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.


Gbr. Photo Candi Pintu Masuk Pura Desa-Puseh
Desa Pakraman Yadnya Bhakti

Pura Desa – Puseh, adalah salah satu Pura yang bersifat Pura Umum atau sebagai Kahyangan Desa yang menggunakan Konsep Kahyangan Tiga (Pura Desa-Puseh, dan Pura Dalem) bagi Umat Hindu di Desa Pakraman Yadnya Bhakti bagi Umat Hindu berdomisilli di Desa Ambopi dan sekitarnya.
Pura ini terletak di tengah-tengah pemukiman masyarakat Hindu yang memiliki luas areal pura 80 Are (100 × 80 meter) dengan bersertifikat hak milik masyarakat Desa Pakraman Yadnya Bhakti, bermula dari pembagian program transmigrasi yang terkait dengan fasilitas Umum tak terkecuali fasilitas sebagai Tempat Ibadah bagi Warga Transmigrasi yang beragama Hindu. Pura Desa-Puseh ini di bangun tau didirikan sejak tahun 1987, dengan anggaran swadaya masyarakat Hindu, hingga saat ini telah beberapa kali dilakukan perehaban dan sangat bersyukur sekali telah mendapat bantuan dana perbaikan pura pada tahun 2018 dari Dirjen Kementrian Agama RI yang sangat meringankan beban masyarakat  dalam hal perehaban pura tersebut.

Gbr. Photo Candi Pintu Masuk Utama Mandala
Pura Desa-Puseh Desa Pakraman Yadnya Bhakti

Saat pendataan  pada tahun 2019 ini,  Pura Desa-Puseh Desa Pakraman Yadnya Bhakti di Pimpin oleh seorang Bendesa yang bernama Made Suraka dan seorang PHDI Desa yang bernama Ketut Mustika. Jumlah Umat Hindu dalam Wadah Desa Pakraman Yadnya Bhakti sebanyak 105 Kepala Keluarga (KK) atau ± 378 Jiwa. Pemangku yang bertugas sebagai Manggala di Pura Desa, yaitu Jro Mangku Made Jasa, S.Pd, dan yang bertugas di Pura Puseh yaitu Jro Mangku Putu Darma Yasa. Pelaksanaan Piodalan/Pujawali di Pura Desa-Puseh dilaksanakan setiap setahun sekali tepatnya pada Rahina Purnama Kapat, selain pada saat piodalan persembahyangan juga dilakukan saat rahina Purnama, Tilem, dan hari-hari Suci Agama Hindu, yang pelaksanaannya sesuai dengan pelaksanaannya Desa Kala Patra yang telah disepakati bersama oleh Umat Hindu di Desa Pakraman Yadnya Bhakti.

Gbr. Photo Bale Kulkul Pura Desa-Puseh
Desa Pakraman Yadnya Bhakti

Pura Desa-Puseh di Desa Pakraman Yadnya Bhakti sampai saat ini masih memprogramkan untuk pembangunan dan pengembangan Pura, hal ini direncanakan karena masih ada beberapa jajaran Bangunan di Areal Pura yang belum permanen seperti diantaranya: Bale Kulkul, Pawaregan yang masih semi permanen, serta Gelung Kori  yang telah dibangun sejak lama, harapannya kedepan pemerintah terkait dapan membantu perawatan dan perehaban Pura Desa-Puseh ini sehingga dapat mengurangi beban masyarakat dalam melaksanakan kewajiban nya dalam iuran wajib bangunan untuk pembangunan pura  ini.

Jumat, 08 November 2019

Dharma Pangasraman di Pasraman Jagadhita


"Dharma Pangasraman di Pasraman Jagadhita"


Gbr. Photo : Saat Siswa-Siswi Pasraman Belajar Dharmagita
Dipandu Oleh Pembina/Guru Pasraman dan
 Penyuluh Agama Hindu Non PNS
I Made Sumardiyasa, S.Pd., dkk.

Unaaha-Bindu Konawe (09/11/2019) --- Pembina/Guru Pasraman dibeberapa Pasraman di Kabupaten Konawe terus melaksanakan Dharma Pangasraman terhadap siswa siswi Hindu di tempat wilayah binaannya masing-masing.

Menurut para Pembina/guru pasraman, tak terkecuali Penyuluh Agama Hindu Non PNS yang juga mengambil peran pembinaan dengan menempatkan siswa-siswi pasraman sebagai kelompok binaannya, mengatakan bahwa : Kegiatan Dharma Pangasraman dilaksanakan secara rutin pada setiap minggunya, yaitu dilaksanakan saat pagi dan sore hari diluar jam sekolah formal atau dihari libur sekolah.
Gbr. Photo : Saat Siswa-Siswi Pasraman Belajar Dharmagita 
Dipandu Oleh Pembina/Guru Pasraman dan
 Guru PAH Putu Mediati, S.Ag., dkk.

Selasa, 05 November 2019

Desa Ulumeraka Kec. Onembute Kab. Konawe - "Monografi Pura"


A.  Pura Desa Puseh Panca Sari

Pura Desa-Puseh Panca Sari, beralamat di Jalan Jeli Desa Ulumeraka Kec. Onembute Kab. Konawe Propinsi Sulawesi tenggara. Pura ini terletak sekitar ± 50 Km dari kota Unaaha / Konawe  di mana Pura ini di sungsung oleh 28 kepala Keluarga dengan jumlah  total 116 Jiwa yang mayoritas warga masyarakatnya sebagai Petani. Luas areal pura ± 3,5 Hektar (3.500 M2). Pada saat dilakukan pendataan tercatat sebagai Ketua Adat adalah Komang Artana dan Parisada Desa I Nyoman Tirta. Eksistensi Pura Desa Puseh Panca Sari yang didirikan pada Tahun 1984 yang merupakan ikatan religus masyarakat/warga transmigrasi Desa Ulumerka pada saat itu. Pura Desa Puseh Panca Sari Desa Ulumeraga di fungsikan  sebagai Pura Tri Kayangan.


Gbr. Photo
Pura Desa-Puseh Panca Sari

Pada Tahun 2000, telah dilakukan rehab total meliputi Padma Sari yang dilakukan swadaya masyarakat, dan Palinggih Gedong. Puja Wali dilaksanakan pada Purnama Kapat  sebagai Juru Sapuh atau Pamangku di Pura tersebut adalah  Jro Mangku I Made Pugra.


B.  Pura Prajapati
Pura Prajapati Desa Adat Ulumeraka beralamat di Jalan Kamboja Kec. Onembute Kab. Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Pura ini di sungsung oleh Umat Desa Ulumeraka yang terdiri dari 28 Kepala Keluarga dengan jumlah  total 116 Jiwa yang mayoritas Warga Masyarakatnya sebagai Petani. Luas Areal Pura ± 10.000 M2. Pada saat dilakukan Pendataan tercatat sebagai Ketua Adat adalah Komang Artana dan Parisada desa I Nyoman Tirta. Eksis tensi Pura Parajapati ini  didirikan pada Tahun 1990  yang merupakan ikatan religus masyarakat / warga transmigrasi Desa Ulumerka pada saat itu.

Gbr. Photo Pura Prajapati

Pura Prajapati ini tercatat belum pernah di lakukan perehaban hingga sampai sekarang puja wali dilaksanakan pada hari Tilem Kasanga dimana sebagai Pangempon Pura adalah Jro Mangku I Made Pugra.


C.   Pura Dalem Panca Sari
Pura Dalem Panca Sari beralamat di Jalan Kamboja Desa Ulumeraka Kec. Onembute Kab. Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara. Pura ini terletak ± 50 Km dari kota Unaaha / Konawe di daerah perbukitan dengan luas tanah arel pura sekitar ± 10.000 M2 atau 1 Ha. Tercatat sebagai Ketua Adat I Komang Artana dan PHDI desa I Nyoman Tirta. Pura ini di dirikan pada Tahun 1990 yang mana merupakan ikatan religius umat / masyarakat transmigrasi pada tahun 1984. Pura ini adalah Tri Kayangan.


Gbr. Photo Pura Dalem Panca Sari 

Pura Dalem Panca Sari belum pernah dilakukan Perehaban hingga sekarang dan Puja Wali Pura ini jatuh atau dilaksanakan pada Tilem Kasa, sebagai Pangempon Pura atau Juru Sapuh adalah Jro Mangku I Made Pugra.


D.  Pura Subak - Ulunsuwi 
Pura Subak yang beralamat di Jalan Kamboja Desa Ulumeraka Kec. Onembute Kab. Konawe. Pura ini di sungsung oleh 28 KK yang mayoritas berperan sebagai petani sawah, luas areal pura ini ± 100 m2 atau 1 Are.


Gbr. Photo Subak Ulunsuwi

Pada saat dilakukan Pendataan tercatat ketua Adat I komang Artha dan PHDI Desa I Nyoman Tirta keberadan Pura ini berdiri sejak tahun 2000, Pura ini belum pernah dilakukan Perehaban dan Puja Wali dilakukan pada rahinan Tilem Sasih ke Enam dan sebagai pengempon pura atau Juru sapuh Jm. Nyoman Noster. 


Sumber : PHDI Desa Ulumeraka
Penulis : Agus Ariadi, SH., MH. 
Editor : I Nengah Sumendra, S.Ag., M.Fil.H



Monografi “Pura Desa Pakraman Panca Bhuana Tunggal Bhakti”, Desa Langgomea, Kec. Uepai Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara


Monografi Pura
Desa Pakraman Panca Bhuana Tunggal Bhakti
Desa Langgomea, Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe



A.  Pura Desa Puseh Giri Tirta Mulya
Pura Desa Puseh Giri  Tirta Mulya Desa Langgomea, beralamat di Jl. Delima Dusun 1  Desa Langgomea. Pura ini terletak sekitar ± 2 kilometer dari jalan poros Kendari Kolaka, di daerah dekat pegunungan dengan luas tanah ± 1 H dan masih bersertifikat atas nama Pamangku Pura Desa adalah I Dewa Ketut Gunung dan Pura  Puseh adalah Nyoman Maka. 


Gbr. Photo Jro Mangku Desa-Puseh

Pada saat pendataan ini dilakukan bulan Oktober Tahun 2019, tercatat sebagai Ketua Adat  adalah Ketut Sudiasa dan Made Jiwanata sebagai Ketua PHDI Desa Langgomea, keberadaan Pura Desa Puseh Giri Tirta Mulya tidak terlepas dari keberadaan umat Panca Bhuana Tunggal Bhakti  yang berdiri pada tahun 1980 yang merupakan ikatan sosial  Keagamaan umat Hindu Transmigrasi dari berbagai daerah di Bali.

Gbr. Photo Pura Desa-Puseh

Pada saat pendataan ini bangunan yang ada di dalam areal Pura Desa Puseh Giri Tirta Mulya yaitu Wantilan, Bale Kukul, Perantenan, Tower Air, Sumur, Pengayat Beji, Bale Agung, Gedong Bebaturan, 2 Apit Lawang, 2 Sambyangan, Paryangan, Linggih Stana Ibu Pertiwi, Linggih Stana Ratu Made Jelawung, Meru Linggih Dewa Wisnu, Lingga Stana Tepas Mecaling, Lingga Stana Dewi Danu, Padmasana, Lingga Stana Ratu Ketut Petung, Gedong Lingga Stana Dewa Brahma, Lingga Stana Dewa Brahma, Lingga Stana Sedahan Pengelurah, Kori Agung. Jumlah umat Desa Adat Panca Bhuana Tunggal Bhakti pada saat pendataan bulan Oktober 2019 yaitu 634 Jiwa dengan 170 Kepala Keluarga.

Minggu, 03 November 2019

Apresiasi Terhadap "Dharma Pangasraman" di Kabupaten Konawe

Apresiasi Penyelenggara Bimas Hindu Konawe,Terhadap Kegiatan Dharma Pangasraman di Kab. Konawe 


Gbr. Photo Pembelajaran di Pasraman Dharma Bhakti
Desa Pakraman Langgomea, Desa Langgomea
Kecamatan Uepai Kab. Konawe


Unaaha-Bindu Konawe--- Om Swastyastu, Om Subhamastu. Penyelenggara Bimas Hindu Kantor Kementerian Agama Kabupaten Konawe I Nengah Sumendra, S.Ag., M.Fil.H, setelah beberapa kali menerima laporan dokumentasi kegiatan pembelajaran di setiap Pasraman yang ada di Kabupaten Konawe dari para guru/pembina pasraman, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap geliat Dharma Acharya (Pendidikan)  yang telah berlangsung di setiap pasraman yang ada di Kabupaten Konawe.

Gbr. Photo Pembelajaran di Pasraman Jagadhita
Desa Pakraman Dwi Tunggal Bhuana,
 Kel. Mekarsari/SM. Sari
Kecamatan Tongauna Kab. Konawe

Lebih lanjut dalam penyampaiannya mengatakan bahwa : mentransformasi nilai-nilai ajaran agama akan terus berlangsung dan tidak bertepi. Alat ukur untuk mengukur tingkat pencapaiannya pun juga tidak bertepi. Hal ini dikemukakan mengingat pada sisi spiritual rohani tak terkecuali pada sisi jasmaniah pendidikan Agama adalah kebutuhan Hidup bagi Umat Hindu secara berkesinambungan sampai akhir hidupnya dan Gol-nya pun ada pada phala karma yang sempurna dari Ida Sanghyang Widhi Wasa. Oleh karena memahami dan menyadari akan hal tersebutlah I Nengah Sumendra sangat mengapresiasi atas aktivitas Dharma Acharya yang selalu Satya dalam menjaga sraddha bhakti generasinya. Yakinlah bahwa Prawrtti Kadharma Ayu Phalanya, tegasnya mengutip Subhacitta Palwakya Lontar Agastya Parwa.


Gbr. Photo Pembelajaran di Pasraman Dharma Aksara
Desa Pakraman Alosika, Desa Alosika 
Kecamatan Padangguni Kab. Konawe

Dengan keadaan "Dharma Pangasraman Non Formal dan Informal yang baru ada saat ini di Kabupaten Konawe, serta sarasana dan prasarana fisik pasraman yang dapat dibilang belum memenuhi standar pembelajaran layaknya impian dari Dharma Pangasraman itu sendiri, tidak menyurutkan semangat dari para guru/Pembina serta pemerhati Pendidikan Agama Hindu  untuk terus melaksanakan Dharma Pangasraman, hal ini disadari dan dilakukan mengingat Dharma Pangasraman yang berbasis ajaran Agama Hindu dapat memperkuat karakter dan budi pekerti generasi Hindu sebagai pewaris ajaran dari para leluhur dan penerus pembangunan bangsa dan Negara dimasa kini maupun dimasa yang akan datang. 

Kirthanam – Bhakti dengan Gita Spiritual dan Sosial Oleh: I Nengah Sumendra (INS)


Gbr. Desain Dharma Gita
Sadhana Bhakti Khirtanam

Bhakti  adalah salah satu ajaran yang dapat dimaknai dan dipedomani untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat manusia terhadap Tuhannya sebagai hamba Tuhan. Pada kontek kehidupan sosial ajaran ini dapat dimaknai untuk membangun dan menciptakan kesalehan sosial serta untuk menciptakan situasi dan kondisi yang damai dan sentosa dalam jalinan hubungan sosial yang serasi, selaras dan harmonis dengan kesadaran prinsip hidup bersama yang saling menghargai, menghormati, melayani dan dilayani satu sama yang lainnya dalam satu kesatuan organ-organ tubuh sosio sesuai dengan prinsip-prinsip dasar aturan keimanan, aturan kebajikan dan aturan acara keagamaan yang dianutnya serta aturan-aturan etika, moralitas dan kebajikan yang berlaku untuk umum.

Bhakti Kirthanam adalah bhakti dengan jalan melantunkan Gita (nyayian atau kidung suci) memuja dan memuji nama suci, keagungan dan kekuasaan Tuhan. Pada arah gerak vertical wujud sadhana Bhakti Kirtanam  ini diantaranya; dengan jalan berekspresi atau ber-sadhana  melalui media gita ( nyanyian suci atau kidung suci ) memuji dan memuja keagungan dan kemahakuasaan Tuhan (Brahman) yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari (nitya karma)  maupun  disaat-saat hari-hari tertentu ( naimitika karma). Sedangkan pada arah gerak horizantal yaitu pada kontek kehidupan sosial dengan melakukan Sadhana pelayanan khususnya dalam hal ini adalah Sewaka Dharma Kirthanam. Maksud dari Sewaka Dharma Kirthanam pada kontek sosial ini adalah kesadaran untuk berbesar hati membuka diri dan berbagi dalam memberikan pelayanan yang tulus dengan cara memuji dan memuja  sesama dan lingkungan ini. Sehingga terjadi keseimbangan arah gerak yang menyerupai TAPAK DARA (bhs.Bali)”arah garis vertikal dan arah garis horizontal” atau dengan bahasa lainnya terjadi keseimbangan  seperti pesan ajaran dari Tri Hita Karana.  Bahwa ajaran Sewaka Dharma Kirthanam ini diyakini mengandung pesan dan perintah yang  harus ditindak lanjuti sebagai tanggung jawab moral untuk di-sadhana-kan dalam kontek kehidupan sosial seperti tersebut di atas, hal ini diperkuat  oleh dasar keimanan Hindu yaitu konsep teologi (Brahmavidya) dalam Hindu. Dimana konsep teologi Hindu (Brahmavidya) yang paling universal seperti “Sarwam Khalu Idam Brahman”, “Vasudeva Kuntum Bhakam”, “Tat Twam Asi” , dsb. Dimana semua pesan moral dari ajaran itu mengandung konsep teologi kasih semesta. Dasar keimanan lain yang memperkuat adalah sesuai dengan kitab suci Veda bahwa  semua yang ada dan yang nyata di dunia ini adalah perujudan Tuhan dan ada dalam kandungan Tuhan (Brahman) baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik yang nyata maupun yang tidak nyata  berasal dari dan di kendalikan oleh Tuhan. Maka berdasarkan konsep teologi Hindu ini, yang selanjutnya di arahkan pada kontek sosial dapat dimaknai bahwa konsep ajaran Bhakti Kirthanam sesungguhnya juga mengadung konsep teologi sosial yaitu sebuah ajaran teologi Hindu yang mengacu kepada kesalehan sosial dengan kesadaran menempatkan spirit Ketuhanan dalam kehidupan sosial dan kesadaran prinsip hidup bersama yang saling menghargai, menghormati, melayani dan dilayani satu sama yang lainnya dalam satu kesatuan organ-organ tubuh sosio sesuai dengan prinsip-prinsip dasar aturan keimanan, aturan kebajikan dan aturan acara keagamaan yang dianutnya serta aturan-aturan etika, moralitas dan kebajikan yang berlaku untuk umum. Namun jangan dianggap bahwa konsep ajaran ini sebagai sesuatu konsep keyakinan yang mendegasikan kekuatan Tuhan atau ke-Esaan Tuhan. Melainkan konsep Sewaka Dharma Bhakti Kirthanam dalam kontek sosial yang dimaksud pada tulisan ini adalah bagaimana masyarakat manusia memberikan pelayanan yang tulus dengan cara memuji dan memuja  terhadap sesamanya dalam wujud memberikan pujian, pengakuan, penghargaan, penghormatan, baik itu pada ranah pemikiran, perkataan, sikap dan perilaku.