Gbr. Desain Dharma Gita Sadhana Bhakti Khirtanam |
Bhakti adalah salah satu ajaran yang
dapat dimaknai dan dipedomani untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan masyarakat manusia terhadap Tuhannya sebagai hamba
Tuhan. Pada kontek kehidupan sosial ajaran ini dapat dimaknai untuk
membangun dan menciptakan kesalehan sosial serta untuk menciptakan situasi dan
kondisi yang damai dan sentosa dalam jalinan hubungan sosial yang serasi,
selaras dan harmonis dengan kesadaran prinsip hidup bersama yang saling
menghargai, menghormati, melayani dan dilayani satu sama yang lainnya dalam
satu kesatuan organ-organ tubuh sosio sesuai dengan prinsip-prinsip
dasar aturan keimanan, aturan kebajikan dan aturan acara keagamaan
yang dianutnya serta aturan-aturan etika, moralitas dan kebajikan yang
berlaku untuk umum.
Bhakti Kirthanam adalah bhakti dengan
jalan melantunkan Gita (nyayian atau kidung suci) memuja dan
memuji nama suci, keagungan dan kekuasaan Tuhan. Pada arah gerak
vertical wujud sadhana Bhakti Kirtanam ini
diantaranya; dengan jalan berekspresi atau ber-sadhana melalui media gita ( nyanyian
suci atau kidung suci ) memuji dan memuja keagungan dan kemahakuasaan Tuhan (Brahman)
yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari (nitya karma) maupun disaat-saat
hari-hari tertentu ( naimitika karma). Sedangkan pada arah gerak horizantal yaitu
pada kontek kehidupan sosial dengan melakukan Sadhana pelayanan
khususnya dalam hal ini adalah Sewaka Dharma Kirthanam. Maksud dari Sewaka
Dharma Kirthanam pada kontek sosial ini adalah kesadaran untuk berbesar
hati membuka diri dan berbagi dalam memberikan pelayanan yang tulus dengan cara
memuji dan memuja sesama dan lingkungan ini. Sehingga terjadi
keseimbangan arah gerak yang menyerupai TAPAK DARA (bhs.Bali)”arah garis
vertikal dan arah garis horizontal” atau dengan bahasa lainnya terjadi keseimbangan seperti
pesan ajaran dari Tri Hita Karana. Bahwa ajaran Sewaka
Dharma Kirthanam ini diyakini mengandung pesan dan perintah
yang harus ditindak lanjuti sebagai tanggung jawab moral untuk di-sadhana-kan
dalam kontek kehidupan sosial seperti tersebut di atas, hal ini
diperkuat oleh dasar keimanan Hindu yaitu konsep teologi (Brahmavidya)
dalam Hindu. Dimana konsep teologi Hindu (Brahmavidya) yang paling universal
seperti “Sarwam Khalu Idam Brahman”, “Vasudeva Kuntum Bhakam”, “Tat
Twam Asi” , dsb. Dimana semua pesan moral dari ajaran itu mengandung
konsep teologi kasih semesta. Dasar keimanan lain yang memperkuat adalah sesuai
dengan kitab suci Veda bahwa semua yang ada dan yang nyata
di dunia ini adalah perujudan Tuhan dan ada dalam kandungan Tuhan (Brahman)
baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik yang nyata maupun yang tidak
nyata berasal dari dan di kendalikan oleh Tuhan. Maka berdasarkan
konsep teologi Hindu ini, yang selanjutnya di arahkan pada kontek sosial dapat
dimaknai bahwa konsep ajaran Bhakti Kirthanam sesungguhnya juga
mengadung konsep teologi sosial yaitu sebuah ajaran teologi Hindu
yang mengacu kepada kesalehan sosial dengan kesadaran menempatkan
spirit Ketuhanan dalam kehidupan sosial dan kesadaran prinsip hidup bersama
yang saling menghargai, menghormati, melayani dan dilayani satu sama yang
lainnya dalam satu kesatuan organ-organ tubuh sosio sesuai dengan
prinsip-prinsip dasar aturan keimanan, aturan kebajikan dan aturan acara keagamaan
yang dianutnya serta aturan-aturan etika, moralitas dan kebajikan yang
berlaku untuk umum. Namun jangan dianggap bahwa konsep ajaran ini sebagai
sesuatu konsep keyakinan yang mendegasikan kekuatan Tuhan atau ke-Esaan Tuhan.
Melainkan konsep Sewaka Dharma Bhakti Kirthanam dalam kontek sosial
yang dimaksud pada tulisan ini adalah bagaimana masyarakat manusia memberikan
pelayanan yang tulus dengan cara memuji dan memuja terhadap
sesamanya dalam wujud memberikan pujian, pengakuan, penghargaan, penghormatan,
baik itu pada ranah pemikiran, perkataan, sikap dan perilaku.
Kesadaran menempatkan spirit Ketuhanan dalam
kehidupan sosial sangat dibutuhkan dewasa ini. Karena sifat teologi
konvensional yang menitik beratkan kesalehan individu dengan segala
macam ritualnya sangat membutuhkan kesalehan sosial untuk menyeimbangkan
dan menyempurnakannya. Hal ini juga dipandang sangat penting karena
kesalehan individu ternyata belum mampu membangkitkan kesadaran
terhadap tanggungjawab sosial selaku makhluk yang memiliki Tri Pramana di
muka bumi ini. Sebaliknya, konsep teologi haruslah memberikan
makna baru terhadap sradha dan bhakti itu.
Sifat sradha dan bhakti yang
tidak memisahkan individu dari lingkungan sosialnya. Dalam cara pandang manusia
baru ini, kenyataan hidup itu berpusat pada lingkungan sosialnya. Oleh karena
itu, konsep teologi dapat membangkitkan tema-tema bermakna seperti
Teologi Sosial yang memandang masyarakat sosial sebagai sebuah sistem
organ-organ tubuh sosio yang bersaudara, saling menghormati, menghargai,
melayani dan dilayani serta saling melengkapi satu sama yang
lainnya. Sewaka Dharma Kirthanam dalam kontek sosial dari sudut
pandang Teologi Sosial merupakan suatu langkah
maju guna mencarikan solusi dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi oleh masyarakat manusia itu sendiri. Nilai-nilai ketuhanan harus
diangkat untuk memberi jiwa atas spirit terhadap berbagai permasalahan
sosial. Dengan menempatkan nilai-nilai ketuhanan di dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat (sosial). Konsep-konsep, ide-ide,
dan inspirasi teologis khususnya tentang Sewaka Dharma Kirthanam dalam
jalinan hubungan sosial antara sesama masyarakat diharapkan dapat berkontribusi
positif kepada masyarakat (sosial) agar tercipta suatu situasi dan
kondisi masyarakat saleh yang dapat hidup berdampingan secara rukun, damai,
harmonis dan dinamis.
Sewaka Dharma Kirthanam dalam kontek
sosial dari sudut pandang Teologi Sosial merupakan sebuah konsep yang
begitu luhurnya, namun kenyataannya, masyarakat dalam upaya untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya mengabaikan sisi-sisi sosialnya.
Masyarakat justeru, melakukan kompetisi sosial tanpa batas, saling
menjatuhkan melalui kritikan, umpatan, cacian, hinaan, fitnah, dsb. semakin
marak terjadi, sehingga bearkibat muncul kesenjangan-kesenjangan dalam
kehidupan sosial. Dalam upaya membangkitkan dan memberikan
kembali spirit nilai-nilai Ketuhanan yang mulia itu dalam kontek
kehidupan sosial, hal yang dapat diupayakan salah satunya adalah mempraksiskan
ajaran Sewaka Dharma Kirthanam dalam kehidupan sosial. Ajaran Sewaka
Dharma Kirthanam akan dapat berkontribusi positif terhadap
upaya keselamatan sosial. Maka oleh karena itu, kesadaran Sewaka
Dharma Kirthanam dalam kontek sosial itu dipandang sangat
penting. Kesadaran bahwa misi kehadiran manusia di muka bumi untuk
mewujudkan keseimbangan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan
manusia dengan ciptaannya, yang dalam konsep Hindu disebut dengan konsep Trihita Karana dapat
diwujudkan. Berikut ini beberapa sadhana Sewaka Dharma
Kirthanam dalam kontek sosial yang dapat dilakukan, di
antaranya seperti ulasan berikut: Pentingnya Sebuah Penghargaan dan
Pengakuan dengan cara Memberikan Ucapan Selamat dan Pujian. Semua
orang termasuk saya dan juga anda tentunya menginginkan bahwa orang yang kita
cintai, sayangi dan kasihi menjadi bahagia dan sukses dalam segala aspek
kehidupan mereka. Misalnya kasih cinta kasih sayang orang tua kepada
anak-anaknya. Ini merupakan sebuah sentimen yang indah dari tips hubungan
cinta kasih sayang yang membuat lingkungan keluarga, masyarakat
dan bahkan dunia menjadi lebih baik. Ini juga bisa menjadi
salahsatu cara meningkatkan semangat dan efektivitas kerja seluruh anggota keluarga dan seluruh lapisan
masyarakat. Jika semua anggota masyarakat bisa memberikan
apresiasi dan bersikap sama kepada semua orang. Tentu ini akan membuat
dunia ini jadi sangat luar biasa membahagiakan. Namun semua itu tidaklah cukup
hanya meberikan dukungan dengan penuh kasih. Ada beberapa cara lainnya
yang dibutuhkan untuk memberikan semangat bagi mereka yang kita cintai, sayangi
dan kasihi. Dalam hal ini sesuai dengan konsep ajaran Sewaka Dharma
Kirthanam adalah dengan cara memberikan "pujian".
Kita semua tahu bahwa pujian akan membangkitkan gairah dan semangat seseorang
untuk berlaku lebih dengan apa yang sedang dia kerjakan.
Ketika kita memberikan pujian, kita harus memberikannya
dengan cara yang tepat agar orang yang kita puji benar-benar bisa
meresapi dan bertambah semangat. Kita mungkin sudah terbiasa memuji
teman atau para sahabat-sahabat (mitra) kita, atau anak-anak, saudara,
tetangga, dan lingkungan masyarakat kita atas keberhasilan mereka.
Misalnya, kita mungkin memberitahu mereka betapa
bangganya kita karena kebaikan mereka, kesosialan mereka, sikap
dan prilaku sosial mereka yang baik, prestasi atau keberhasilan
mereka, atau hal-hal lain berkaitan dengan gagasan, ide, pemikiran
mereka, perkataan atau tutur mereka, serta sikap dan perilaku meraka yang
sangat cerdas, tepat, sopan, santun, baik, arif dan bijaksana atau keberhasilan
mereka telah mencapai beberapa tujuan lainnya. Hal itu merupakan
hal yang indah dan membahagiakan saat kita ikhlas dan berbesar
hati untuk berbagi kekaguman kita. Namun, jenis kita juga harus
akui bahwa pujian juga memiliki sisi negatifnya. Namun
apabila kita menumbuhkan kesadaran Sewaka Dharma Kirthanam maka
pastinya pujian yang kita berikan bukanlah sebuah pribahasa atau
bahasa kiasan dengan bermasud menyindir atau berbanding terbalik dengan apa
yang dipujikan, atau pujian yang penuh kepura-puraan. Sewaka Dharma
Kirthanam dalam kontek Sosial bisa menjadi salah satu tekanan
untuk menjaga kinerja masyarakat semakin hebat dan maju.
Namun lebih penting dari itu semua terciptanya suasana dan kondisi kehidupan
sosial yang tenang dan nyaman yang dapat hidup berdampingan secara rukun,
harmonis, damai sentosa, saleh dan sejahtera.
Kesadaran Sewaka Dharma Kirthanam secara
arif dan bijaksana sesuai dengan aturan keimanan, aturan kebajikan dan acara
keagamaan dan aturan etika dan moralitas yang berlaku umum ini sangat
dibutuhkan dewasa ini, hal ini dikarenakan karena terkadang orang
yang kita puji mungkin merasa "rendah" ketika mereka gagal,
tidak melakukan seseuai dengan harapan, atau ketika mereka melakukan hal-hal di
luar kekuatan mereka. Dalam hal ini, orang yang kita puji cenderung
mempertanyakan nilai kualitas diri mereka. Bahkan terkadang mereka mungkin
mempertanyakan apakah kita akan terus mencintai, mengasihi,
menyayangi, bangga, dsb. dengan mereka. Jadi, penting
bagi kita untuk memvalidasi dan memuji orang dengan kesadaran
Sewaka Dharma Kirthanam sehingga pujian yang dilontarkan atau diucapkan penuh
dengan pertimbangan atau wiweka dari olah rasa, olah pikir, olah kata, dan olah
laku sehingga Sewaka Dharma Kirthanam itu dapat berkontribusi positif terhadap
pembentukan tubuh fisik dan rohani masyarakat manusia secara utuh dan
menyeluruh. Sewaka Dharma Kirthanam dalam
proses perjalanannya dapat membantu membentuk karakter atau
kepribadian kita dan seseorang yang kita berikan pujian ke dalam
bentuk kualitas diri yang paling baik serta berkepribadian yang
mawas diri berbesar hati untuk membuka diri dan berbagi, santun, ramah, arif
dan bijaksana, toleran, memiliki cinta kasih sayang, harmonis, indah,dsb.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dimaknai
bahwa ajaran Sewaka Dharma Kirthanam dalam kontek sosial mengandung
konsep dalam upaya tertentu untuk mencapai dan menciptakan kehidupan masyarakat
(sosial) yang lebih baik, kreatif, kuat, saling menghargai satu sama yang
lainnya, saling melayani dan dilayani dalam lingkaran cakra yajna, serta
berkepribadian yang mawas diri, santun, ramah, arif dan bijaksana, toleran,
memiliki cinta kasih sayang, harmonis, indah,dsb. Yang dilandasi dan
menempatkan nilai-nilai atau spirit Ketuhanan dalam kehidupan masyarakat dengan
sebuah kesadaran prinsip hidup bersama dalam satu kesatuan organ-organ tubuh
sosio sesuai dengan prinsip-prinsip dasar aturan keimanan, aturan
kebajikan dan aturan acara keagamaan yang dianutnya serta
aturan-aturan etika, moralitas dan kebajikan yang berlaku untuk umum.Guna
sebuah pencapaian situasi dan kondisi masyarakat manusia yang Jagadhita sesuai
dengan pesan dan tanggung jawab moral (swadharma) dari ajaran Tri Hita
Karana yang harus di-sadhana-kan dan dipraksiskan dalam kehidupan
sehari-hari; (Konawe-INS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar