BINDU KONAWE - MEDIA INFORMASI

SLOGAN BLOG BINDU KONAWE

<<SELAMAT DATANG DI BINDU KONAWESELAMAT DATANG DI BINDU KONAWE >>

Minggu, 26 April 2020

“Siapapun membaca Ramayana, dibebaskan dari dosa dan mencapai Nirwana” Oleh : I Ketut Puspa Adnyana

Gbr. Ilustrasi Maharsi Menyusun
Kisah Ramayana

“Siapapun membaca Ramayana, dibebaskan dari dosa dan mencapai Nirwana”
Keutamaan Bhakti Wandanam yang di kutip dari The Stories Lord Hanuman .
Oleh : I Ketut Puspa Adnyana.

Om Swastyastu,
Om Awignam Astu Namo Sidham.

Om Sri Sairam,
Sujud di Kaki Padma Bhagawan.

Siapakah penulis pertama Ramayana?
Jawabannya : Sri Hanuman atau Maharsi Walmiki?

Dewarsi Narada mengunjungi Maharsi Walmiki, sabdanya:
"Narayan...narayan...narayan...Maharsi, sesungguhnya ada juga penulis Kisah Sri Rama, yang mungkin jauh lebih baik dari Ramayana yang Maharsi tulis. Sri Hanuman telah menulis Kisah Ramayana, sebaiknya mahamuni mengunjunginya".

Maharsi Walmiki atas petunjuk Dewarsi Narada menuju Himalaya, tempat Sri Hanuman.
Setelah memberikan penghormatan secara tradisi, Sri Hanuman menunjukkan Ramayana yang ditulisnya.

Maharsi Walmiki, mengakui bahwa Ramayana karya Sri Hanuman lebih bagus dan lengkap, lalu katanya: "Mahamuni engkau adalah reinkarnasi Mahadewa, sebaiknya engkau tidak menulis Ramayana. Aku memahami karyaMu jauh lebih bagus dan lengkap dari yang hamba tulis".

Mendengar pujian Maharsi Walmiki, Sri Hanuman, perwujudan Mahadewa, menangkap rasa kecewa Maharsi Walmiki. Maka Sri Hanuman kemudian memusnahkan karya Ramayana yang ditulisnya, kataNya : "Kini hanya ada satu Ramayana karya Maharsi Walmiki".

Sampai hari ini, manusia tidak pernah membaca Ramayana Karya Sri Hanuman, yang dikenal adalah Ramayana karya Maharsi Walmiki.

Namun suatu hari seorang Mahawakya menemukan satu lempeng lumpur (semacam bata) yang berisi satu bait kisah Ramayana karya Sri Hanuman. Sri Hanuman menulis kisah Ramayana pada lempengan-lepengan lumpur. "Siapapun membaca Ramayana dibebaskan dari dosa dan mencapai Nirwana".

Om Jai Sairam
Om Santih, Santih, Santih Om

Unaaha, 27 April 2020
Dok./Post By Bindu Konawe (INS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar