BINDU KONAWE - MEDIA INFORMASI

SLOGAN BLOG BINDU KONAWE

<<SELAMAT DATANG DI BINDU KONAWESELAMAT DATANG DI BINDU KONAWE >>

Jumat, 04 September 2020

Bersiaplah untuk Hari Esok yang Baik

Bersiaplah Untuk Hari Esok Yang Baik
Oleh : Puspajyothi

Om swastyastu, 

Kehidupan sungguh berbaik hati kepada umat Hindu. Semua umat Hindu sangat menyadari bahwa ketika ia hidup akan menghadapi kematian. Perjalannya sekarang ini adalah perjalanan menuju kematian. Demikian juga, ketika seseorang mati ia sedang menantikan kesempatan untuk dilahirkan kembali. Inilah keyakinan yang mendasar bagi umat Hindu (rta). Apakah ia kaya, apakah ia miskin: ganteng, cantik, bejat-bermoral, runtuh-terbangun ia memiliki kesadaran ini. 

Umat Hindu akan memilih hal yang baik, yaitu tidak lahir kembali dan juga tidak mengalami kematian lagi. Abadi dan menyatu dengan sang pencipta (moksah). Pada kenyataannya, kehidupan akan terus berganti dengan mengambil bentuk bentuk berbeda sesuai rancang bangun yang ia bentuk sendiri (karma wasana). Seperti seseorang yang datang ke sebuah toko lalu memilih sebuah baju yang ingin ia miliki sejak lama. Mulai dari mengumpulkan uang, menabung (buah karma). 

Seseorang dapat menginginkan baju yang kelak ingin ia kenakan. Itulah rahasia kehidupan yang diajarkan Hindu, yang tidak banyak orang mengetahui, tersembunyi dalam sebuah kitab rahasia. Yang hanya sedikit orang yang dapat mengetahui, karena ketekunan dan disiplin diri yang kuat (yoga). 

Dalam Bhagawad Gita II.22., disebutkan: 
“Vāsāṁsi jīrṇāni yathā vihāya navāni gṛhṇāti naro’parāṇi tathā śarīrāṇi vihāya jīrṇāny anyāni saṁyāti navāni dehī “ Artinya: “Seperti halnya orang menanggalkan pakaian usang yang telah dipakai dan menggantikannya dengan yang baru; Demikian pula halnya jiwatman meninggalkan badan lamanya dan memasuki jasmani yang baru”. 

Umat Hindu mulai sekarang telah mendesain baju masa depan. Baju dengan pola yang paling Indah yang pernah ada. Mengambilnya kelak, memelihara dengan baik dan meninggalkannya bila sudah lapuk dan usang, untuk kembali mengambil baju baur yang lebih memesona. Dalam menanggalkannya mungkin perlu dengan sedikit terima kasih (pitrayajna samskara). Baju lama yang lapuk dan akhirnya berulat dan hancur bersama tanah atau menjadi debu karena api pembakaran, tidak berbeda: kembali ke asalnya. Tanah ke tanah, air ke air, udara ke udara, api ke api dan apah ke apah. Hanya itulah kenangan yang dapat diwartakan kepada banyak orang: citra kebajikannya yang abadi yang membuat ketururannya membanggakan leluhurnya. Leluhur yang patut didoakan agar terwujud kesejahteraan di dunia dan alam leluhur. 

Umat Hindu telah memahami dengan baik cara merawat baju yang ia kenakan sekarang, dengan berbagai asupan rohani (tapas, dhanam, yajna), mencucui dengan pengharum yang semerbak (prayastitha) dan menyetrika dan melipatnya dengan baik (yoga). Belajarlah mulai sekarang memilih baju yang tepat dikenakan pada kelahiran yang akan datang (samsara), melalui jalan dharma. 

Semoga semua makluk berbahagia. 
Om santih santih santih Om. 
(2092020:6.59).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar