BINDU KONAWE - MEDIA INFORMASI

SLOGAN BLOG BINDU KONAWE

<<SELAMAT DATANG DI BINDU KONAWESELAMAT DATANG DI BINDU KONAWE >>

Jumat, 11 September 2020

Untuk Bahagia Harus Iklas Melepaskan


Untuk Bahagia Harus Iklas Melepaskan
Oleh : Puspajyothi
 
Gbr. Desain Cover
Bija Kasawur Puspajyothi
Om Swastyastu,
Doa kami untuk keselamatan  dunia dan segala isinya.

Ketika hujan turun membasahi bumi, tanaman nampak segar dan tumbuh dengan baik. Petani tersenyum karena berharap akan penen melimpah. Di sisi lain seseorang yang sedang menjemur pakaiannya mengumpat karena basah. Sopir ojol mengeluh masukan sedikit karena penumpang berkurang. Penjual es di taman berharap hujan segera reda, sebab sepanjang hujan tidak akan ada orang membeli es kopyor, es teller, es dawet dan lainnya. Tuhan nampak sibuk dan kelelahan, para dewa kebingungan, para leluhur gelisah memenuhi doa dan permohonan manusia yang beragam. Sesungguhnya Tuhan pertama dan terakhir menciptakan hukum (rta) setelah itu hanya mencatat: perbuatan yang baik (subhakarma) dan yang buruk (asubhakarma). Untuk suatu saat dijadikan rujukan menerimakan hak hak manusia.

Mengapa manusia mementingkan dirinya sendiri? Karena ia sangat mencintai miliknya. Sangat mencintai apa yang dianggap miliknya. Sepanjang hidupnya ia gunakan untuk mencari sesuatu yang dapat manusia anggap sebagai milik. Misalnya harta, kekayaan, ilmu, uang, kemasyuran, menantu, cucu dan lainnya. Semua adalah kehendak memiliki. Keinginan kuat untuk memiliki inilah yang menumbuhkan kebingungan, marah, irihati, dengki dan akhirnya menderita dan sesat. Bila keinginan untuk memiliki ini semakin kuat, seseorang akan mulai menganggu orang lain. Dunia dan harmoni sosial pasti akan kacau.

Namun, para pemuja yang setia umat Hindu sangat beruntung! Mengapa? Karena umat Hindu memiliki tuntunan hidup yang sempurna untuk menghindarkan diri dari “sapta timira” (peteng pitu). Tuntunan yang mengantarkan umat Hindu mencapai kebahagian.

Dalam Pustaka Suci Bhagawad Gita XIV:24, dapat ditemukan ajaran untuk menuntut umat Hindu mencapai kebahagian itu:

Sama-duḥkha-sukhaḥ sva-sthaḥ sama-loṣṭāśmakāñcanaḥ tulya-priyāpriyo dhīras tulya-nindātma-saṁstutiḥ” Artinya: “Ia yang memandang sama terhadap suka dan duka yang teguh pendiriannya, yang memndang sama terhadap segumpal tanah, sebongkah batu, dan sekeping emas, yang tetap tabah di tengah tengah hal hal yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, yang pikirannya mantap,yang memandang sama pujian maupun cacian”.

Untuk mendapatkan kebahagian yang pertama harus dilakukan seseorang adalah belajar melapas dengan iklas. Bahwa segala sesuatu yang namanya milik suatu saat akan berakhir.Bahwa semua pada akhirnya sama. Mobil baru mewah yang dibanggakan suatu saat out of date. Rumah bagus yang dimiliki tanpa diketahu kapan saatnya bisa terbakar, hancur karena gempa dan banjir. Istri cantik dan anggun disaat muda akan keriput pada saatnya. Anak anak yang dimanja saat masih kecil, suatu saat akan meninggalkan karena membentuk keluarga baru. Akhirnya ketika saatnya tiba: menghadap kematian, tidk ada satupun harta berteriak untuk ikut. Seseorang akan sendiri. Namun bila seseorang memiliki kesadaran akan dirinya, ia tetap berbahagia.

Umat Hindu terus mengembangkan secara perlahan lahan sikap yang tabah, tenang untuk menuju damai. Dengan cara selalu sadar dan terus mendekatkan diri kepada Yang Maha Sejati, Hyang Widi Wase, serta megikuti petunjukNya.


Semoga semua mahluk berbahagia
Om santih santih santih Om.
Kendari, 12/09/2020/03.22
Unaaha, 12 September 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar