BINDU KONAWE - MEDIA INFORMASI

SLOGAN BLOG BINDU KONAWE

<<SELAMAT DATANG DI BINDU KONAWESELAMAT DATANG DI BINDU KONAWE >>

Selasa, 08 September 2020

Tinggalkan Penyakit Spiritual Untuk Kemuliaan


Tinggalkan Penyakit Spiritual Untuk Kemuliaan
Oleh : Puspajyothi
 
Gbr. Desain Cover
Bija Kasawur Puspajyothi
Om Swastyastu,
Teiring doa untuk keselamatan semua mahluk dan dunia yang damai.
Dalam kehidupan manusia, ada tiga penyakit yang sulit diobati. Namun ketiga penyakit tersebut dapat disembuhkan dengan obat yang mujarab. Dalam Bhagawad Gita disebutkan, apa yang pernah ada akan tetap ada, apa yang tidak ada akan tetap tidak ada. Pesan ini memberikan pemahaman kepada umat Hindu yang diberkati Tuhan bahwa segala penyakit ada obatnya, tinggal menunggu waktu dalam menemukannya. Penemuan ini sangat terkait dengan tingkat spiritualitas seseorang. Ida Hyang Paramakawi menciptakan segala sesuatu dengan segala tujuannya.

Bila seseorang sakit fisik, seluruh badan fisik akan merasa sakit, tulang tulang terasa remuk dan seluruh gerak terasa terbatas. Dengan obat dari seorang dokter (tabib ahli) penyakit itu akan sembuh (kecuali terkait karmawasana). Jadi penyakit fisik diobati dengan berbagai ramuan ramuan yang diresepkan dokter.

Namun yang kedua, ada juga disebut penyakit mental, ada yang disebut Orang dengan Kelainan Jiwa (ODGJ) dan ada yang disebut Orang Dengan Skizofrenia (ODS). ODGJ dan ODS penyakit dalam keluarga yang sama tetapi mempunyai ciri khas masing masing. ODGJ dan ODS menurut informasi diidap oleh semua manusia. Tingkat keseriusannya tergantung dari kedalamannya. Orang orang sehat konon juga mengidap skizofrenia ringan. Ini adalah kajian kedokteran, yang dinarasikan disini hanya untuk misal saja. Karena itu, orang orang ini akan seterusnya begitu kecuali ada penanganan yang baik, ia puluh kembali.

Penyakit untuk jenis ketiga ini lebih mudah diceritakan dengan sebuah kisah. Di sebuah kota tersebutlah seorang yang kaya raya bernama Maryogha, ia gemar berderma asal disebut namanya dan bila perlu harus dibuatkan plakat sebagai penghargaan. Maryogha tidak pandang bulu, golongan manapun ia dengan sigap membantu. Di kota tersebut hidup pula seorang saudagar yang tidak kalah hebat kedermawanannya, namanya Sumanthu. Suatu hari, sebuah bangunan Kuil untuk Mansya Dewi diresmikan. Kuil itu 90 persen dibiayai dari kedermawanan Maryogha. Namun dalam peresmian itu ada kesalahan panitia tidak menyebutkan kedermawanan Maryogha dalam membangun kuil. Akibatnya Maryogha yang duduk di depan, berteriak “panitia brengsek kalian tidak menghargai orang yang sudah dengan iklas menyerahkan harta untuk pembangunan kuil ini. Kalian harus meminta maaf kepadaku”. Maryogha kemudian meninggalkan ruangan. Panitia dan hadirin panik, serta saling menyalahkan. Acara bagus itu menjadi buyar dan kacau.

Di sudut kota yang lain, sebuah kuil untuk pemujaan Dewi Laksmi sebagai dewi kemakmuran juga sedang dilakukan upacara peresmian. Panitia sudah menyiapkan acara dengan baik. Dalam sambutannya panitia menjelaskan bahwa 90 persen biaya pembangunan kuil tersebut atas kedermawanan Sumanthu. Ketua panitia menunjuk kursi di depan yang kosong dan berkata dengan lirih: “ Kami telah mengkonfirmasi kehadiran beliau namun nampaknya beliau mempunyai acara penting yang lain. Mari kita doakan beliau agar selalu sehat dan murah rejeki”. Para hadirin mengaminkan.

Tidak ada satu orangpun tahu Sumanthu yang terhormat duduk di bangku paling belakang berbaur dengan masyarakat, karena ia terlambat hadir sehingga duduk saja di kursi yang kosong, sementara hadirin asyik menonoton pagelaran yang bagus. Sumanthu tidak ingin merusak acara tersebut bila kemudian acara yang sedang berlangsung jeda hanya karena menyambut dirinya. Setelah sambutan Sumanthu kembali ke rumahnya dengan hati gembira karena kuil suci tersebut telah resmi dimanfaatkan.

Lalu apa makna kisah tersebut? Umat se dharma, umat Hindu adalah himpunan orang orang yang beruntung karena prilaku spiritualnya. Maryogha termasuk orang yang sakit spiritual, yang terkait dengan ODGJ dan ODS, sementara Sumanthu dengan tepat menempatkan dirinya dan tidak termasuk sakit spiritual, ODGJ dan ODS.

Jadi jenis penyakit ketiga adalah penyakit spiritual yang hanya dapat disembuhkan lewat bimbingan Guru Suci. Tuhan sangat menghendaki banyak orang orang seperti Sumanthu. Sikap seperti Suamnathu tidak muncul begitu saja, tetapi lewat penggalian dan penelitian batin yang mendalam yang menghasilkan tingkat spiritual yang baik. Tuhan lewat Bhagawad Gita XVI:24, berpesan:

Tasmāc chāstraṁ pramāṇaṁ te kāryākāryavyavasthitau jñātvā śāstra-vidhānoktaṁ karma kartum ihārhasi”Artinya : “karena itu, biarlah kitab kitab suci menjadi petunjukmu untuk menentukan apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh, setelah mengetahi apa yang dikatakan dalam aturan kitab suci, engkau hendaknya mengerjakannya disini”.

Ajaran agama, mengajarkan dan menuntun umat Hindu menuju dan melewati jalan kebenaran (dharma). Tujuajn hidup akan dapat dicapai melalui jalan dharma dan dilaksanakan dengan penuh disiplin (yoga). Penggalian dan penelitian batin hanyalah usaha yang sia sia bila tidak menghasilkan perubahan yang besar pada sikap yang siap untuk melakukan sadhana di jalan dharma dan yoga.

Semoga semua mahluk berbahagia.
Om santih santih santih Om
Kendari, 08092020: 5.27.
Unaaha, 07 September 2020 (INS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar