BINDU KONAWE - MEDIA INFORMASI

SLOGAN BLOG BINDU KONAWE

<<SELAMAT DATANG DI BINDU KONAWESELAMAT DATANG DI BINDU KONAWE >>

Jumat, 11 September 2020

Niat Untuk Bahagia Terhalang Sifat Dualisme Yang Menyesatkan


Niat Untuk Bahagia Terhalang Sifat Dualisme Yang Menyesatkan
Oleh : Puspajyothi
 
Gbr. Desain Cover
Bija Kaswur Puspajyothi
Om Swastyastu.
Semoga semua mahluk selamat dan berbahagia.

Keindahan alam, dengan sinar matahari pagi yang cerah disertai hawa sejuk menciptakan pelangi panorama yang memesona. Hati siapa saja menjadi tenang dan damai. Badan adalah buanA alit dan alam semesta adalah buana agung. Buana alit tidak bisa terpisah dengan buana agung. Bila kemudian di pagi hari sinar matahAri tidak nampak, terlihat mendung menggumpal dan gelap, tiada keindahan yang nampak. Hati siapa saja kecut dan tidak bergairah, panorama alam nampak menyedihkan bahkan menampakkan derita.

Begitulah kehidupan manusia pasang surut silih berganti seperti ombak di pantai. Seperti roda pedati yang terus berputar dari posrosnya, naik turun silih berganti. Menerima keadaaan ini dengan lapang, menerima dualisme ini dengan lapang adalah cermin dari kesadaran sejati. Hidup dipermainkan oleh pikiran yang aktif. Pikiran bagaikan anak monyet yang tiada pernah berhenti bergerak, tidur sekalipun. Pikiran selalu bercabang dan terus berubah ubah, yang membuat kebingungan. Dalam Pustaka Suci Bhagawad Gita VII.27 disebutkan:

Icchā-dveṣa-samutthena dvandva-mohena bhārata sarva-bhūtāni saṁmohaṁ sarge yānti parantapa” Artinya: “Wahai Arjuna, karena dibingungkan oleh pasangan yang saling berlawanan, yang muncul dari keinginan dan kebencian, semua mahluk di dunia ini menjadi tersesat, wahai penakluk musuh (Arjuna)”

Kebingungan yang berkepanjangan menciptakan penderitaan dan akhirnya kegelapan bahkan tersesat (awidya). Ada yang selalu berpasangan dalam hidup ini: suka-duka, senang-susah, sakit-sehat, sakral-provan, sekala-niskala. Dualitas ini menciptakan kebingungan. Sifat ini harus disadari dengan baik. Umat Hindu beruntung, karena ajaran Hindu menuntun umat manusia untuk terlepas dari kegelapan dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan (Hyang Widi Wasa) untuk memahmai diri yang sejati, melalui tiga kegiatan yaitu: (1) yajna, melakukan kurban suci sesuai dengan tuntunan ajaran Weda; (2) dhanam, mengembangkan dan melakukan dana punia (kedermawanan) kepada yang berhak memperoleh secara tulus – iklas; dan (3) thapasya, melakukan pengendalian diri dan pengekangan panca indera.

Dengan melakukan tiga hal tersebut, dan terus melakukan pemujaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan, menyebutkan nama suci Tuhan dengan penuh takjub dan kehormatan, seseorang akan diantarkan kepada wujud yang terang (Widyajnanam). Orang orang ini, penganut yang setia, penyembah yang dilandasi cinta kasih menjadi manusia manusia yang hidupnya tenang dan damai. Mereka adalah solusi menuju keharmonisan hidup, kesejahteraan umat manusia.

Semoga tiada halagan yang melintang dalam menjalankan hidup.

Om santih santih santih Om.
Kendari, 11/09/2020/ 7.03
Unaaha, 12 September 2020 (INS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar