BINDU KONAWE - MEDIA INFORMASI

SLOGAN BLOG BINDU KONAWE

<<SELAMAT DATANG DI BINDU KONAWESELAMAT DATANG DI BINDU KONAWE >>

Kamis, 17 September 2020

Lepaskan Derita dan Bangkit Gembira Untuk Membahagiakan Orang Lain

Lepaskan Derita dan Bangkit Gembira Untuk Membahagiakan Orang Lain

Oleh : Puspajyothi

Gbr. Desain Cover
Bija Kasawur Puspajyothi


Om swastyastu,

Semoga semua pikiran, perkataan dan perbuatan membuat semua orang bergembira.

Hawa pagi ini terasa sejuk, bukan dingin. Mendatangkan perasaan damai. Dauh Brahma Muhurtha. Yotir memancarkan sinar dan harum dupa herbal menambah rasa kusuk dan magis. Hasrat untuk memuja sudah membuncah sejak terdengar kelentingan tiga kali di sebuah kantor. Pertanda menjelang dauh, saat yang tepat memuja Brahman sebagai Siwa yang sedang beryoga. Hari ini Buda Kliwon Wuku Dungulan, disebut Hari Raya Galungan, memperingati kemenangan Dharma melawan Adharma. Melakukan perayaan bersembahyang di berbagai pura dengan perasaan penuh suka dan kegembiraan, sebagaimana seseorang yang menang. Penganan beraneka ragam dengan aneka menu yang membuat selera semakin membuncah. Ornamental seindah yang ada.

Memperingati Kemenangan! Setiap hari umat Hindu berjuang untuk tetap di jalan dharma (kebenaran) dalam laku kehidupan. Mengendalikan indera-indera, mengendalikan pikiran, mengendalikan perkataan dan perbuatan. Mengapa? Untuk membuat orang lain gembira dan bahagia (agawe sukaning wong len). Bayangkanlah, bagaimana indah dan damainya sebuah kehidupan dimana setiap orang berusaha membuat orang orang lain selain dirinya BERGEMBIRA-BERBHAGIA. Tidak ada satu orangpun terasa disakiti. Tidak ada satu orangpun terasa diancam dan dicelakai.

Kedamaian hidup inilah yang menjadi idaman setiap manusia, tanpa membedakan latar belakang. Semua ingin damai. Umat Hindu mencerminkan sikap itu sejak mulai menyiapkan Perayaan Galungan, tiada hari tanpa kegembiraan dan senyum. Kegembiraan dan senyum hanya dapat mewujud manakla manusia telah dapat memenuhi dan memuaskan keinginannya (kama). Kebahagian baru hadir dan mengendap lama bila seseorang mampu mengendalikan keiinginannya. Agar keinginan terarah pada apa yang menjadi kebutuhannya saja. Orang boleh saja berbuat sekuat mungkin untuk mengumpulkan harta. Orang boleh saja sekuat tenaga belajar untuk menjadi cendekiawan. Orang boleh saja sekuat tenaga meningkatkan budi agar menjadi orang yang arif bijaksana. Seluruh kegiatan itu harus diarahkan untuk membahagian orang lain. MEMBAHAGIAKAN ORANG LAIN.

Dalam Pustaka Suci Bhagawad Gita VII:12, ditemui tuntunan hidup yang sesuai dengan semangat Galungan:

Ye caiva sātvikā bhāvā rājasās tāmasāś ca ye matta eveti tān viddhi na tv ahaṁ teṣu te mayi” Artinya: “Walaupun bagaimana keadaan sifat itu, baik satwa-rajah-tamah, ketahuilah, semuanya berasal dari Aku, bukan Aku di dalam mereka, tetapi mereka didalam Aku”.

Tuhan ada di setiap ciptaan. Sifat sifat yang baik-arif-bijaksana, sifat sifat yang aktif-ptogresif-ambisus, sifat sifat loba-bodoh dan malas ada di dalam setiap manusia. Ia berkembang sejalan dengan upaya manusia itu sendiri. Seseorang yang tekun dalam pengendalian diri, melakukan tapasya, dhanam dan yajna dengan baik sesuai ajaran Weda akan mengarah ke sifat yang baik-arif-bijaksana. Orang orang satiwikasang sadhu…akan menjadi sumber kedamaian dan solusi hidup.

Pada Perayaan Galungan hari ini, semua umat Hindu adalah orang orang yang beruntung dirangkum dalam suasana damai dan gembira. Damai dan gembira hanya dicapai oleh orang orang yang mengembangkan sifat satwika.

Ketiga sifat ini tidak bisa dipisahkan dan selalu ada selama manusia hidup. Proporsinyalah yang berbeda dari satu orang dengan orang lainnya, apakah satwa, atau rajah atau tamah yang mendominasi sifat seseorang. Namun dengan adanya perayaan Galungan, Umat Hindu dapat mengembangkan sifat satwika ini, karena rangkaian perayaan Galungan dirancang penuh dengan upaya upaya pengekangan keinginan dan pengendalian indera indera. Selamat merayakan Galungan. Semoga semua beriktiar untuk membuat orang lain bergembira (agawe sukaning wong len).

Om Santih Santih Santih Om.

Kendari, 16092020/3.39

Unaaha, 17 September 2020 (INS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar