BINDU KONAWE - MEDIA INFORMASI

SLOGAN BLOG BINDU KONAWE

<<SELAMAT DATANG DI BINDU KONAWESELAMAT DATANG DI BINDU KONAWE >>

Minggu, 06 September 2020

Raihlah Kebahagian Tanpa Akhir


Raihlah Kebahagian Tanpa Akhir
Oleh : Puspajyothi
 
Gbr. Desain Cover
Bija Kasawur Puspajyothi

Om swastyastu,

Agawe Sukaning Wong Len”. Kalimat sederhana ini mengingatkan pada pelajaran Etika pelayanan, yaitu membuat para pelanggan senang. Dihargai seperti raja. Siapa saja yang pernah mendapat pelayanan yang baik pasti setuju dengan kalimat tersebut. “Membuat Orang Lain Bahagia”. Umat Hindu mempunyai cara untuk mendapatkannya. Dalam kehidupan ini ada orang yang dengan sangat mudah mencapai kesenangan.

Di tempat lain ada orang sepanjang hidupnya didera kemiskinan. Dua kelompok manusia ini, sadar atau tidak sadar mengenal Tuhan dalam ajaran Hindu. Mereka mempunyai cara pandang yang berbeda. Ada yang ingin cepat berhasil dan ada yang memilih lamban asalkan benar. Tetapi yang baik adalah cepat berhasil dan benar. Namun hanya sedikit orang mencapainya.
Banyak orang yang memilih untuk hidup berkecukupan, senang dan gembira meskipun sedikit bertentangan dengan dharma.

Ada orang yang sengaja menipu kawan yang memercayainya. Karena lebih mudah menipu orang yang percaya. Di sisi lain sudut kehidupan, ada orang yang rela berkorban untuk melayani orang lain. Memberikan semua apa yang dimilikinya, termasuk harta yang disayanginya. Ketika pada akhirnya Pandawa diberikan bagian tanah perdikan untuk membangun kerajaan baru, muncullah Kota Indrapasatha yang megah, menimbulkan kedengkian dan irihati Kurawa. Sebuah tanah tandus dan tempat berkumpul mahluk makluk jahat, Pandawa atas pengayoman dan bimbingan Tuhan (Paduka Sri Krishna, sang awatara) dapat membangunnya menjadi sejahtera.

Kebaikan tampaknya tidak selamanya menyenangkan bagi yang berbuat baik, bila bertemu dengan orang yang culas, curang dan dengki. Kurawa akhirnya berhasil merampas Kota itu, dan kemudian Pandawa dibuang 13 tahun dalam pengasingan. Ketika kemudian perang tidak terhindarkan, Kurawa dan seluruh kerabatnya hancur lebur. Pandawa naik sebagai pemenang dan menikmati kemasyuran bukan saja kebahagian dan kesenangan tetapi juga kemuliaan.
Ada pepatah mengatakan “berakit rakit kehulu berenang renang ke buritan”. 

Berat hari ini akan indah pada saatnya. Tidak mungkin badai seterusnya, suatu saat akan berlalu. Seseorang harus memiliki hati yang lapang dan dada yang lebar untuk menghadapi hidupnya. Karena hidup memiliki banyak dimensi. Karena itu ajaran Hindu menuntun umat Hindu agar mengembangakn sifat bijaksana untuk memperoleh kebahagian atau kesenangan.

Dalam Bhagawad Gita XVIII.37, menyebutkan”
Yat tad agre viṣam iva pariṇāme’mṛtopamam tat sukhaṁ sāttvikaṁ proktam ātma-buddhiprasāda-jam” Artinya: “Kebahagian yang seperti racun awalnya dan seperti madu pada akhirnya, yang muncul dari pemahman yang jelas tentang sang diri, dikatakan sebagai kebahagian bersifat satwika”

Mengpa orang rang baik selalu menderita (pada awal awalnya)? Pertanyaan semacam ini terus lahir dari satu generasi ke generasi lainnya. Namun bila seseorang sedikit mengembangkan kepakaannya, ia akan menemukan bahwa orang orang yang baik pada akhirnya akan memperoleh kesenangan. Seperti sulitnya menelan obat yang pahit namun akhirnya dihadiahi kesembuhan dari suatu penyakit.

Bila sebuah tindakan diyakini dalam bingkai dharma dan didasari sikap satwika, kenapa tidak, lakukanlah dengan tekun dan disiplin. Tuhan telah menjanjikan kesenangan bagi yang mengutamakan perbuatannya di jalan kebenaran.

Semoga semua Mahluk berbahgia.
Om santih santih santih Om.

Unaaha, 06 September 2020 (INS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar